Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Corona Bikin Transaksi Properti Global Turun

Kompas.com - 08/04/2020, 10:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam waktu kurang dari sebulan, gangguan di pasar properti yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia.

Survei Savills melaporkan, pandemi ini menyebabkan transaksi real estat turun secara signifikan. Adapun penurunannya mencapai 62 persen secara global.

Survei ini mencakup beberapa negara antara lain Italia, Spanyol, Portugal, Belanda, Jerman, Belgia, Republik Ceko, Polanadia, Irlandia, Perancis, Inggris, Hong Kong, Singapura.

Kemudian Taiwan, Jepang, China, Indonesia, Malaysia, Vietna, Korea Selatan, Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Kanada.

Dari angka tersebut, penurunan transaksi terbesar terjadi di sektor ritel. Padahal sektor ini sebelumnya tengah menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan akibat perubahan gaya hidup.

Sektor ritel dilaporkan anjlok 82 persen negara yang disurvei.

Baca juga: Ini Syarat Pengajuan Keringanan KPR bagi Debitur Terdampak Corona

"Covid-19 tetap merupakan tantangan jangka pendek, tetapi tren tertentu, seperti pergeseran ke ritel online dan perubahan kebiasaan kerja dapat dipercepat. Ini bisa memiliki implikasi jangka panjang untuk pasar secara keseluruhan," ucap Director Savills World Research Sophie Chick dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Namun, kondisi tersebut belum memberikan dampak terhadap nilai sewa, meski 30 persen negara melaporkan penurunan nilai sewa yang cukup tajam.

Sementara sektor perhotelan mengalami penurunan transaksi di 84 persen negara yang disurvei. Hal ini terjadi akibat kebijakan pembatasan perjalanan internasional dan domestik.

Meski demikian, beberapa negara seperti China, Malaysia, Vietnam, dan Portugal melaporkan transaksi hotel yang masih sama.

Ruang kantor

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini membuat perubahan pada kebiasaan para pekerja. Akibat dari wabah ini, kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) diberlakukan.

Banyak pihak yang memprediksi, pandemi ini akan mengubah kebiasaan perusahaan yang mempersilakan karyawannya bekerja dari rumah.

Namun, kebijakan WFH dan pandemi ini ternyata belum terlalu memengaruhi permintaan akan ruang perkantoran secara global.

Dari beberapa negara yang disurvei, sebanyak 13 persen melaporkan adanya penurunan permintaan yang signifikan. Sedangkan 70 persen melaporkan adanya penurunan meski tidak terlalu signifikan.

Sedangkan untuk transaksi, terjadi penurunan transaksi secara moderat di 45 persen negara yang disurvei.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com