Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT TLB Buka Peluang Kerja Sama Lestarikan Teluk Sepang

Kompas.com - 27/01/2020, 19:57 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di pinggir pantai masih mengundang pendapat pro dan kontra di masyarakat. 

Meskipun PLTU di pinggir pantai bukan hal baru di Indonesia, seperti PLTU Paiton di Jawa Timur yang telah berdiri sejak tahun 1994 sebagai salah satu PLTU yang menyuplai listrik terbesar di daerah Jawa-Bali.

Silang pendapat di masyarakat terkait kehadiran PLTU yang baru muncul, terlebih di pinggir pantai, tentu tidak dapat dihindari. Demikian halnya dengan PLTU Bengkulu.

Oleh karena itu, PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT TLB) selaku pemilik PLTU Bengkulu yang berlokasi di kawasan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, tetap berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan di sekitar area operasional.

Baca juga: 5 Langkah Taktis Saat Listrik Mati Berjam-jam

Direktur PT TLB Willy Cahya Sundara memastikan bahwa rancangan desain PLTU Bengkulu dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.

"Pembangunan infrastruktur pembangkit tentu harus diimbangi dengan komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang baik," kata Willy dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Terlebih Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki potensi besar di sektor perikanan. Hal ini akan menjadi perhatian semua pihak.

Menurut Willy, PT TLB membuka peluang bagi masyarakat, akademisi, pelaku industri, hingga pemerintah untuk bekerja sama menjaga kelestarian Teluk Sepang.

"Perusahaan bekerja keras untuk turut melestarikan potensi kelautan seperti penyu, ikan, terumbu karang dan pelbagai biota lain dan membuka peluang bekerja bersama masyarakat di kawasan Teluk Sepang," imbuh Willy.

Salah satu hal yang terus diupayakan adalah menekan emisi hingga sesuai standar nasional, begitu juga dengan air limbah olahan PLTU sesuai dengan baku mutu air yang ditentukan regulator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com