Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Program Sanimas IsDB, Upaya Kementerian PUPR Wujudkan Lingkungan Sehat

Kompas.com - 07/12/2019, 18:25 WIB
Hotria Mariana,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hidup di lingkungan sehat menjadi dambaan seluruh masyarakat Indonesia.

Sayangnya, masih saja ada daerah yang tidak mampu membangun lingkungan seperti yang diharapkan tersebut.

Drainase yang kotor akibat limbah rumah tangga merupakan salah satu contoh nyata buruknya kondisi lingkungan di beberapa sudut kota dan desa.

Meski masyarakat terlihat sudah terbiasa, namun kondisi lingkungan yang seperti itu berpotensi menimbulkan ancaman berbagai penyakit.

Kondisi itu mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meluncurkan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Baca juga: Jembatan Rawa Buntu yang Retak Sudah Dilaporkan ke Kementerian PUPR

Dengan menggandeng Islamic Development Bank (IsDB), program itu diharapkan mampu menciptakan kawasan layak huni alias bersih dan sehat, sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Secara bertahap program Sanimas IsDB dikembangkan di 13 provinsi terpilih yakni, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu.

Selanjutnya Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bangka Belitung (Babel), dan DKI Jakarta yang secara keseluruhan terdapat 1.800 titik lokasi kegiatan.

Sempat ditolak

Perlu diketahui, pada awal peluncurannya, Sanimas IsDB sempat mendapat penolakan. Namun, setelah manfaatnya dirasakan, sekarang program ini menjadi ‘dambaan’ masyarakat.

Baca juga: Wapres: Sanitasi yang Baik Berpengaruh ke Kualitas SDM Unggul

Itu terlihat di salah satu lokasi penerapan program Sanimas IsDB, yaitu Lembah Sari, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau.

Masyarakat tampak antusias dalam merawat infrastruktur IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang merupakan bagian dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu (SPALD-T).

Saat itu, warga yang kebanyakan kaum perempuan bergotong-royong membuat saringan kotoran di saluran pembuangan dari barang bekas berbahan plastik.

Semua itu dilakukan dengan sukarela dan kesadaran akan pentingnya IPAL di permukiman masyarakat.

Baca juga: Drainase Buruk, 7 Rumah di Dusun Cijeruk Diterjang Banjir Lumpur

Tak heran jika masyarakat ikut terlibat aktif dalam segala proses terkait program Sanimas IsDB, sejak awal hingga berkelanjutan.

Dengan demikian, selain memperbaiki sanitasi lingkungan, secara tidak langsung hadirnya program Sanimas IsDB ini juga memiliki manfaat dari segi sosial masyarakat.

Kaum perempuan bergotong-royong membuat saringan kotoran di saluran pembuangan dari barang bekas berbahan plastik. dok. Kementerian PUPR Kaum perempuan bergotong-royong membuat saringan kotoran di saluran pembuangan dari barang bekas berbahan plastik.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com