Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caketum REI Siap Bertemu DPR Bahas Program Sejuta Rumah

Kompas.com - 07/11/2019, 18:25 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Calon Ketua Umum (Caketum) Real Estat Indonesia (REI) Totok Lusida mengungkapkan rencananya bertemu dengan DPR RI, guna membahas program satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Senin (11/11/2019).

"Nanti pada Senin pukul 13.00 WIB, kami dari REI dan Bank BTN akan melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR RI guna membahas program satu juta rumah," kata Totok kepada Kompas.com di sela-sela kegiatan Musda VIII DPD REI NTT, yang digelar di Hotel Aston Kupang, Kamis (7/11/2019).

Dalam pertemuan dengan DPR itu, Totok akan menyampaikan usulan efisiensi, dan formulasi anggaran guna membangun 250.000 unit rumah pada tahun 2020 mendatang.

Pembangunan satu juta rumah ini ditujukan untuk dihuni oleh masyarakat yang belum memiliki rumah.

Baca juga: Suara dari NTT: Ketua Umum REI Harus Perjuangkan Subsidi FLPP

Totok menjelaskan, pembangunan rumah baru sederhana pada tahun 2018 lalu, sebanyak 268.000 unit.

Namun pencapaian rumah terbangun turun pada 2019 ini, yang hanya sebanyak 160.000 unit, karena subsidinya habis.

Karena sudah tidak ada cadangan lagi dalam APBN-P,  REI lalu meminta dana kepada pemerintah untuk tambahan dan disanggupi senilai Rp 2 triliun untuk 14.000 unit rumah.

Namun hingga saat ini kata Totok, anggarannnya belum cair atau belum terealisasi.

"Mau direalisasikan sekarang, Bank BTN selaku leading di sektor KPR, sudah menyanggupinya, tapi sampai sekarang belum cair," sebut Totok yang juga menjabat sebagai Sekjen REI.

Totok mengatakan, untuk tahun 2020, pembangunan rumah sederhana disediakan hanya 96.000 unit. Padahal perkiraan REI, pembangunan rumah di atas 300.000 unit.

Pemerintah, lanjut Totok, harus memberi perhatian ke sektor properti, karena efeknya luar biasa.

"Industri ikutan untuk sektor properti ada 174 dan salah satu indeks kemajuan negara dalam ekonomi yakni properti," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com