Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual-Beli Tol Bakal Marak Lima Tahun ke Depan

Kompas.com - 23/07/2019, 13:38 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memperkirakan, aksi korporasi terkait transaksi (investasi dan divestasi) sejumlah ruas tol yang telah beroperasi akan semakin banyak dalam lima tahun ke depan.

Hal itu didorong pertumbuhan arus lalu lintas di ruas tol-tol baru yang beroperasi dalam lima tahun terakhir.

Dengan begitu, portofolio bisnis di ruas-ruas tersebut kian menarik, baik bagi strategic investor maupun financial investor.

"Memang saya duga dalam lima tahun ke depan ini akan banyak corporate action karen jalan tol sudah cukup mature," kata Kepala BPJT Danang Parikesit di Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Baca juga: 200 Kilometer Potensi Akses Tol Kawasan Strategis Menanti Dibangun

Dalam catatan Kompas.com, sepanjang hampir lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, tak kurang dari 985 kilometer jalan tol beroperasi.

Bila diakumulasikan dengan panjang tol yang telah beroperasi sejak 1978, maka panjangnya mencapai 1.780 kilometer.

"Dengan adanya pertumbuhan traffic 2-3 tahun ini, para strategic investor dan financial investor itu akan tertarik mengakuisisi atau corporate action baik di bursa maupun secara langsung," tutur Danang.

Maraknya aksi korporasi ini, imbuh Danang, tentu akan menyehatkan para BUMN karya yang selama ini kerap berperan sebagai developer sekaligus investor.

Terlebih, beberapa di antara mereka, seperti PT Hutama Karya (Persero) telah mendapat tugas atau penunjukkan langsung dari pemerintah untuk menggarap ruas Trans Sumatera.

Melalui divestasi ini mereka bisa mendapatkan dana segar untuk membangun ruas baru, baik yang sebelumnya telah menjadi prakarsa badan usaha maupun yang direncanakan pemerintah.

"Jangan lupa, prakarsa jalan tol untuk sekarang sampai 2024 itu kan sekitar 1.000-1.300 kilometer. Ada cukup banyak ruas. Yang penugasan HK saja itu sampai 2.000 kilometer. Jadi penugasan dan prakarsa itu menurut kami mencapai 3.000-an kilometer," tuntas Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com