Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hotel Domestik Sepi, Viro Makin Agresif di Mancanegara

Kompas.com - 02/05/2019, 20:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang bergairahnya bisnis hotel di Tanah Air pada Kuartal I-2019 dinilai masih merupakan hal yang wajar.

Berdasarkan data Colliers International Indonesia, total pasokan hotel baru di Jakarta tak lebih dari 311 kamar dari penyelesaian satu proyek yaitu InterContinental Pondok Indah, hingga akhir 2019.

Sementara pasokan kamar baru di Bali mencapai 838 kamar. Pasokan tersebut berasal dari penyelesaian dua proyek yakni Hyatt Regency Bali (363 kamar) dan The Apurva Kempinski Bali (475 kamar).

Adapun tingkat hunian kamar hotel cenderung menurun pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan Kuartal IV-2018.

Pemilu 2019 yang diharapkan dapat menjadi motor pendongkrak okupansi, dinilai tidak cukup mampu mendorong okupansi.

Kondisi tersebut jauh berbeda saat Asian Games 2018 digelar di Jakarta dan Palembang, di mana hampir seluruh kamar hotel terisi penuh.

Menurut Exective Vice President PT Polymindo Permata Johan Yang, kondisi tersebut wajar mengingat setiap pebisnis di sektor ini menghadapi siklus berbeda, tergantung dari negara masing-masing.

"Saya tidak khawatir. Masih ada peluang mengalihkan orientasi ke mancanegara," kata Johan kepada Kompas.com, Kamis (2/5/2019).

PT Polimindo Permata merupakan pemegang merek dagang Viro, yang memasok material eco faux.

Eco faux sendiri merupakan serat kombinasi yang terbuat dari bahan non-natural high-density polyethylene (HDPE) dengan bahan natural dan mineral alami.

Baca juga: Kembangkan Eco Faux, Viro Bidik Seni Instalasi Kontemporer

Karena memiliki kelenturan dan daya tahan tinggi, material ini kerap diolah menjadi bahan jadi seperti atap alang-alang dan furnitur anyaman yang kerap digunakan untuk industri resor dan hotel.

Ilustrasi hoteloatawa Ilustrasi hotel
Salah satu hotel yang pernah dipasok yaitu Sheraton Beachwalk Bali. Sementara proyek lainnya yang masih dalam pembangunan yakni salah satu resor di Maldives, bekerja sama dengan Waldorf Astoria.

"Kalau kami melihat itu bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Sebab, kami bukan hanya jual barang ini di satu negara. Kami justru ke mancanegara," ucap Johan.

Secara umum, bisnis hotel dengan pelayanan wisata leisure di seluruh dunia masih cukup baik. Bahkan pemerintah Indonesia sendiri tengah menggenjot sektor pariwisata guna mendulang devisa negara.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat serta pertumbuhan pendapatan per kapita, Johan mengatakan, sektor ini tidak akan sepi dalam beberapa tahun ke depan.

"Kalau kita bicara demografi, mungkin generasi sebelumnya itu lebih phisical goods, kalau milenial lebih fokus ke pengalaman. Barang-barang kita menjadi pengalaman itu," sambung Johan.

"You can see the looks is very unique, kalau itu menjadi bagian dari suatu hotel atau resor, itu akan menjadi suatu ambiance. Jadi itu salah satu strategi kami menerobos pasar," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com