Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaring Lebih Banyak Investor, ATI Minta Regulasi Harus Berimbang

Kompas.com - 29/04/2019, 14:06 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani berharap, investor yang bermain di jalan tol dapat semakin berkembang, sehingga, rencana pemerintah untuk memperbanyak jaringan jalan tol dapat segera terwujud.

Menurut dia, saat ini jumlah badan usaha jalan tol atau BUJT yang tergabung di dalam ATI baru mencapai 53 badan usaha.

BUJT tersebut juga ternaungi beberapa holding yang jumlahnya belum terlalu banyak.

"Artinya, investornya dia lagi-dia lagi. Tentunya, kita berharap investor di negeri ini (di jalan tol), semakin banyak yang berinvestasi di dalamnya," kata Desi dalam rapat koordinasi ATI di Jakarta, Senin (29/4/2019).

Untuk mendorong keterlibatan badan usaha, menurut Desi, perlu adanya keberimbangan regulasi yang dibuat regulator.

Baca juga: 53 Pengusaha Tol Ikuti Rapat Koordinasi ATI

Dalam hal ini, regulasi yang dibuat diharapkan tak hanya menguntungkan salah satu pihak semata.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menuturkan, pembangunan jalan tol ke depan akan semakin banyak menghadapi tantangan.

Pertama, pemerintah menargetkan penyelesaian 1.852 kilometer ruas tol baru yang masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Selain ruas tersebut, ada pula ruas-ruas lain yang juga menanti untuk dikembangkan.

"Cigatas, Cilacap-Jogja-Sili, Bawen-Jogja, Pontianak-Singkawang, Bengkulu-Lubuk Linggau-Muara Enim, Padang-Sicincin," kata Basuki.

Untuk mewujudkan ruas-ruas tersebut tentunya membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Saat ini, Kementerian PUPR telah memiliki direktorat jenderal tersendiri yang mengurusi persoalan pembiayaan tersebut.

Hal lain yang juga menjadi tantangan yakni dalam hal pengoperasian. Dalam hal ini, tidak sedikit kepala daerah yang mengusulkan adanya penambahan pintu keluar tol di daerah-daerah mereka.

"Kalau digambar enak saja, tok, exit. Tapi itu kan cost semua," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com