Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Rumah 3D Dibangun, Kali Ini Bermaterialkan Sekam

Kompas.com - 27/04/2019, 17:35 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Archpaper

KOMPAS.com - Proses konstruksi gedung dengan menggunakan teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) sudah banyak diaplikasikan. Bahannya pun beragam, mulai dari beton, beton daur ulang, dan bahan lainnya.

Adapun material yang digunakan dalam mendirikan rumah dengan teknik pencetakan 3D tersebut biasanya bertujuan untuk mengurangi biaya, sehingga harga perumahan jauh lebih terjangkau.

Beberapa proyek pembangunan rumah 3D sebelumnya pernah dilakukan dan diuji coba, antara lain 3D Housing 05 yang dipamerkan pada ajang Milan Design Week 2018. 

-WASP -
Pembangunan rumah ini menggunakan material beton daur ulang. Bentuk rumah dibangun melengkung, dan merupakan hasil dari pencetakan robot.

Robot ini dapat mencetak satu buah sisi dinding hanya dalam waktu 60 menit hingga 90 menit.

Sementara perusahaan asal China, HuaSeheng Tengda mendirikan rumah dua lantai dengan teknologi ini. Rumah tersebut bahkan diklaim tahan gempa hingga 8 skala richter. 

Baca juga: Lagi, Teknologi Cetak 3D Diterapkan pada Bangunan Museum

Pembangunan rumah ini tidak dilakukan secara langsung. Namun beberapa bagian rumah dicetak secara terpisah. Potongan-potongan tersebut kemudian dirakit hingga berbentuk rumah. 

Tak hanya rumah, barak tentara Amerika Serikat juga dibangun dengan teknologi ini. Dengan mesin pencetak dan perangkat khusus, barak dengan tersebut dibangun hanya dalam waktu 40 jam.

WASP menggunakan alat pencetak yang dipasang pada crane. WASP WASP menggunakan alat pencetak yang dipasang pada crane.
Selain memangkas waktu pembangunan, teknologi pencetakan 3D tersebut juga mampu mengurangi jumlah personil.

Biasanya, untuk membangun sebuah barak di hutan membutuhkan waktu sekitar lima hari dengan 10 orang personil.

Kini, sebuah studio dari Italia, WASP, memanfaatkan sekam dan jerami padi untuk membangun rumah dengan teknologi 3D. Studio ini memanfaatkan teknologi tiga dimensi dengan bahan yang lebih murah.

Rumah yang dibangun seluas 29 meter persegi ini membutuhkan proses konstruksi selama 10 hari.

Proyek hunian yang dinamai Gaia House tersebut bertujuan untuk menyediakan contoh bagi pembangunan hunian secara massal.

-WASP -
"GAIA merupakan modul berkinerja tinggi baik dari segi kesehatan dan energi, dengan dampak yang hampir nol persen," ujar tim desain.

Gaia House hasil rancangan WASP didesain dengan bentuk lingkaran. Desainnya sendiri dirancang secara komputasi dan dikembangkan oleh tim untuk mengurangi jumlah material yang dibutuhkan.

Halaman:
Sumber Archpaper



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com