Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Pemilu, BUJT Optimistis Pembangunan Jalan Tol Lebih Prospektif

Kompas.com - 26/04/2019, 16:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan jalan tol dalam 4,5 tahun terakhir berjalan cukup masif. Bahkan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil mencetak rekor baru membangun dan membuka jalan tol di Tanah Air.

Sepanjang 949 kilometer jalan tol beroperasi dalam kurun waktu kepemimpinan mereka. Capaian ini mengalahkan kinerja lima presiden sebelumnya, yang bila merujuk data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) hanya sekitar 757 kilometer.

Meski begitu, rekor baru ini tidak diciptakan dalam kondisi mulus-mulus saja. Banyak kendala yang dihadapi.

 

Mulai dari proses pembebasan lahan hingga pengembalian dana talangan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang cukup lamban.

Dalam catatan Kompas.com, LMAN memiliki alokasi dana pengembalian dana talangan sebesar Rp 59,398 triliun untuk proyek jalan tol yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Besarnya jumlah tagihan tersebut setelah menjalani serangkaian proses verifikasi sejak 2016-2018 baru mencapai Rp 36,355 triliun. Adapun yang telah dikembalikan baru Rp 32,219 triliun.

Meski lamban, hal tersebut tidak memengaruhi langkah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk terus membangun jalan tol.

Terlebih, sikap optimisme mereka setelah melihat pelaksanaan Pemilihan Umum 2019  yang berjalan aman dan kondusif.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Budi Harto, berharap pembangunan infrastruktur dan jalan tol yang telah dimulai pemerintahan saat ini dapt terus dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya.

"(Kehadiran) jalan tol akan mempermudah pergerakan barang, sehingga menurunkan biaya logistik," kata Budi kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2019).

Konektivitas lalu lintas, baik masyarakat maupun barang dan jasa, diyakini akan semakin meningkat dengan keberadaan jalan berbayar ini.

Baca juga: Siap-siap, Megapolitan Jabodetabek Terhubung Jalan Tol Tahun 2020

Hal ini pun diharapkan memberikan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke depan.

Gerbang Tol Indralaya yang merypakan bagian dari Jalan Tol Palembang-Indralaya. Ruas tol ini akan tersambung dengan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Lubuk Linggau.Kompas.com/HILDA B ALEXANDER Gerbang Tol Indralaya yang merypakan bagian dari Jalan Tol Palembang-Indralaya. Ruas tol ini akan tersambung dengan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Lubuk Linggau.
Sejalan dengan peningkatan tersebut, kemampuan masyarakat untuk membeli kendaraan roda empat pun kian meningkat. Sehingga, volume kendaraan yang akan menggunakan jalan tol juga kian bertambah.

Di sisi lain, keberadaan jalan tol juga akan membuka kantung-kantung pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

Tentu, ini akan mendorong distribusi logistik semakin aktif yang pada akhirnya meningkatkan volume penggunaan jalan tol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com