Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perumahan Berlabel Agama Berisiko Memunculkan Segregasi Sosial

Kompas.com - 27/03/2019, 21:28 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir-akhir ini perumahan khusus untuk kelompok sosial tertentu semakin banyak bermunculan dan bertambah marak.

Pengembang juga memasukkan konsep agama ke dalam persaingan bisnis propertinya.

Bahkan, jika kita tengok, iklan yang menawarkan rumah tinggal khusus untuk kalangan tertentu, atau agama tertentu, dapat dengan mudah ditemui di situs-situs perumahan.

Tentunya hal ini menguntungkan calon pembeli yang ingin tinggal dan berkumpul atau berada di lingkungan yang diinginkan.

Namun, menurut sosiolog Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto, dimasukkannya konsep agama dalam bisnis properti perumahan dapat menyebabkan pendangkalan relasi antarkelompok mengingat perumahan ini hanya menyasar kalangan tertentu.

Baca juga: Meski Syariah, Properti Ini Bisa Dibeli Non-Muslim

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, jika rumah dipasarkan dengan identitas keagamaan atau kelompok tertentu, hal itu berisiko memicu munculnya segregasi sosial lantaran perbedaan ras, etnisitas, dan agama.

"Khawatirnya memang meningkatkan perasaan in group dan out group," ucap Bagong kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2019).

Bagong menambahkan, hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat yang tumbuh dan tinggal di lingkungan homogen tidak terlatih untuk melihat kelompok yang berbeda.

Dengan kata lain, fenomena ini dapat memicu tumbuhnya jarak sosial antarkelompok masyarakat karena orang lebih nyaman berkumpul dengan komunitasnya sendiri.

"Bisa jadi (timbul jarak sosial) karena tidak melatih melihat kelompok yang berbeda," ucap dia.

Memasukkan konsep agama ke dalam bisnis properti dapat menimbulkan komodifikasi agama, terlebih jika harga rumah yang ditawarkan mengikuti pasar.

"Mungkin sekadar strategi marketing," tutur sosiolog Universitas Gadjah Mada, Sunyoto Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com