JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, neraca perdagangan industri furnitur mengalami surplus.
"Kemajuan industri furnitur dan kerajinan Indonesia bukan hanya usaha dari pemerintah semata, namun juga semua pihak dari hulu ke hilir," ucap Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (18/3/2019).
Menurut data Kemenperin, nilai ekspor pada Januari 2019 sebesr 113,36 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,61 triliun. Angka ini naik 8,2 persen dibanding capaian Desember 2018.
Baca juga: SVLK Ganggu Bisnis Furnitur, Pemerintah Diminta Sederhanakan Regulasi
Bahkan sepanjang tahun lalu, nilai ekspor furnitur nasional tembus hingga 1,69 miliar dollar AS ekuivalen Rp 24 triliun atau naik sebesar 4 persen dibanding raihan 2017.
Raihan ini naik dibanding periode sama tahun sebelumnya yakni 820 juta dollar AS atau Rp 11,67 triliun.
Gati menuturkan, industri kerajinan di Indonesia memiliki 700.000 unit usaha dan mampu menyerap 1,32 juta tenaga kerja.
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar karena merupakan penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia dengan 312 jenis spesies rotan yang bisa dimanfaatkan.
Sumber bahan baku kayu juga sangat besar, mengingat potensi lahan hutan di Indonesia dengan luas total hingga 120,6 juta hektar, yang terdiri dari hutan produksi seluas 12,8 juta hektar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.