Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Rumah Tahan Api

Kompas.com - 17/03/2019, 17:04 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Kebakaran hutan besar yang terjadi di California pada Agustus 2018 silam menghancurkan banyak rumah dan bangunan.

Hal ini kemudian membuat banyak orang memikirkan untuk membuat rumah tahan api.

Insurance Institute for Business and Home Safety mencoba memecahkan masalah ini dengan membangun dua rumah uji coba di Richburg, South Carolina.

Riciannya, satu bangunan biasa dan satu rumah dibangun menggunakan bahan tahan api.

CEO of the Insurance Institute for Business and Home Safety Roy Wright mengatakan, setelah dibangun, rumah tersebut kemudian diuji dengan menggunakan kipas besar dan generator batu bara.

-Insurance Institute for Business and Home Safety -
Dalam eksperimen ini, dengan jumlah bara dan kekuatan angin yang sama, rumah biasa lebih cepat dilahap api dibanding dengan rumah tahan api.

"Tahan api artinya Anda memasukkan bahan bangunan dan fitur desain yang menolak eksposur bara dan api," ujar peneliti Insurance Institute for Business and Home Safety, Daniel Gorham.

Papan yang digunakan dalam rumah tahan api adalam semen komposit. Material ini memiliki beberapa warna dan didesain mirip dengan tekstur kayu.

Selain itu, lanskap rumah tinggal biasa dilapisi mulsa, sedangkan rumah tahan api menggunakan bebatuan.

Struktur hunian tahan api juga dilengkapi dengan tanaman dengan jarak 1,5 meter serta dinding yang berjarak 15 sentimeter dari tanah.

-Insurance Institute for Business and Home Safety -
"Kami memiliki lanskap yang tidak mudah terbakar. Dalam hal ini, kami memiliki lapisan bebatuan yang berjarak 0 hingga 1,5 meter dari bangunan. Kami juga memiliki tumbuhan di luar rumah yang berjarak 15 sentimeter, dan ditempatkan secara strategis," ujar Gorham.

Jendela dan pintu juga perlu dibentengi dari api. Gorham menyebutkan, rumah tahan api yang dirancang memiliki kaca dengan dua lapisan serta pintu yang terbuat dari bahan fiberglass.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com