Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Hampir 100 Persen Kasus Stunting karena Kualitas Air Rendah

Kompas.com - 15/03/2019, 14:07 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Pemerintah terus menggenjot program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas) serta Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di seluruh wilayah Tanah Air.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, penyediaan air minum dan sanitasi yang baik merupakan hal penting guna meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Ini sangat diperlukan dan jadi fokus kita," kata Basuki di Kota Serang, Banten, Jumat (15/3/2019).

Ia menjelaskan, air dan sanitasi bersih diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang anak yang baik. Terutama bagi mereka yang masih dalam kandungan.

Bila ibu hamil mengkonsumsi air dengan kualitas yang kurang baik, maka berpotensi menyebabkan bayi yang dikandungnya mengalami stunting.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 9,2 Triliun Bangun Infrastruktur Kerakyatan

"Kalau anak kecil tidak disediakan air yang sehat dengan sanitasi yang baik, dipastikan itu akan jadi stunting. Pertumbuhan otak jadi kecil, badannya juga kecil," ucap Basuki.

"Yang namanya kuntet itu hampir 100 persen disebabkan karena tidak ada sanitasi dan air yang baik," imbuh Basuki.

Ironisnya, masih banyak masyarakat di Indonesia yang membuang kotoran, dan air besar di halaman. Padahal, hal itu dapat membuat kualitas air tanah menjadi tercemar.

"Kalau ibu hamil konsumsi itu akan stunting atau kuntet. Jadi sekarang ini digencarkan untuk sanitasi yang baik. Khusus buang air besar juga tidak boleh sembarangan harus di tempat yang baik. Ini harus keras," tutur Basuki.

Untuk diketahui, tahun ini pemerintah mengalokasikan Rp 9,2 triliun anggaran guna membangun infrastruktur kerakyatan.

Dari jumlah tersebut, Rp 960 miliar dialokasikan untuk pembangunan Pansimas bagi 5.323 desa dan Rp 320 miliar untuk pembangunan Sanimas di 809 lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com