JAKARTA, KOMPAS.com - Harga karet mengalami penurunan menjadi sekitar Rp 5.000 per kilogram. Untuk meningkatkan harga, pemerintah memperluas penggunaan karet dengan menjadi bahan campuran aspal atau yang lebih dikenal dengan aspal karet.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/3/2019), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan akan memperluas penggunaan aspal karet dalam penanganan jalan nasional.
“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” kata Basuki.
Ketiga jenis aspal karet tersebut telah diuji coba di ruas Jalan Ciawi-Sukabumi yang menggunakan lateks, aspal masterbatch pada ruas Jalan Bogor-Parung, dan ruas Jalan Batas Karawang-Batas Cikampek menggunakan askat.
Uji coba juga dilakukan di Sumatera Selatan pada 2018 yakni di ruas Jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Lahat sepanjang 4,37 kilometer dari total panjang 183 kilometer, dengan anggaran Rp 30,55 miliar.
Penggunaan karet dalam campuran aspal diperkirakan sebesar 7 persen. Dengan ini, maka jumlah karet yang terserap mencapai 177,95 ton.
Untuk itu, Kementerian PUPR memprogramkan pembelian bahan olahan karet rakyat (Bokar) di antaranya di Palembang, Jambi, dan Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.