BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan The Loggia

Zaman Kini, Tetap Nyaman Tinggal di Tempat yang Serba Terbatas

Kompas.com - 08/03/2019, 07:18 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belakangan, wajah kota banyak dihiasi dengan hunian vertikal alias apartemen seiring dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar.

Hal yang sama terjadi di Jakarta. Keterbatasan lahan yang menyebabkan melambungnya harga tanah, melahirkan opsi baru untuk memiliki apartemen—yang notabene masih dapat dijangkau dibandingkan rumah tapak—sebagai hunian.

Pada 2014, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch IPW, Ali Tranghada, memperkirakan bahwa apartemen akan menjadi model hunian lazim 10 tahun mendatang untuk kota-kota besar di Indonesia semisal Jakarta.

(Baca juga: Siap atau Tidak Siap, Apartemen Jadi Hunian Wajib Masa Depan)

Meski demikian, jalan keluar menjadikan apartemen sebagai pilihan hunian belum tentu cocok mengingat ukurannya biasanya terbatas. Bagaimana kalau ruang apartemen tak cukup menampung seluruh anggota keluarga atau bahkan barang-barang yang kadung dimiliki?

Ilustrasi meja makan yang bisa dilipat ke dinding bisa jadi membuat space apartemen lebih luas.KOMPAS.com/Puji Putri Ilustrasi meja makan yang bisa dilipat ke dinding bisa jadi membuat space apartemen lebih luas.
Semuanya kembali lagi pada prioritas Anda. Memilih apartemen berarti harus siap dengan hal-hal yang terbatas.

Jika di apartemen, yang ada adalah ruang hijau publik, bukan halaman pribadi. Kemudian, umumnya apartemen pun memiliki lobi dan ada petugas keamanan yang siaga 24 jam.

Apartemen memang lekat dengan gaya hidup praktis yang segalanya harus disiasati. Termasuk soal terbatasnya ruang.

Tips agar nyaman

Perhatikan cara pengaturan ruangan, dan penempatan barang agar hunian untuk diri sendiri sekaligus keluarga bisa leluasa ditempati dengan nyaman.

Dilansir dari forbes.com, Rabu (7/9/15) ada beberapa tips yang bisa diterapkan.

Pertama, gunakan furnitur yang multifungsi. Pada hunian apartemen, memakai perabotan yang bisa berguna lebih dari satu manfaat dapat menghemat ruangan.

Rak buku, misalnya, bisa sekaligus menjadi pembatas ruangan antara ruang tengah dan ruang makan. Sofa atau meja yang dilipat ketika tidak terpakai juga bisa membuat ruangan lebih leluasa.

Kedua, manfaatkan setiap pojokan atau celah kecil. Daripada menaruh barang di tempat sembarangan dan memakan tempat, pakai celah-celah ruangan sebagai lemari penyimpan barang.

Ilustrasi dapur apartemen compact living.KOMPAS.com/Puji Putri Ilustrasi dapur apartemen compact living.
Contohnya, bagian bawah lemari tinggi bisa dimanfaat untuk menaruh mesin cuci.

Ketiga, gunakan warna netral. Kesatuan warna dalam ruangan dapat mempengaruhi efek luas atau tidaknya suatu ruangan.

Warna-warna lembut dan netral seperti putih, krem, atau kombinasi dengan coklat kayu mampu membuat ruang terlihat tidak sempit.

Kemudian, pasang cermin agar bisa menyiasati pandangan mata di dalam apartemen. Dengan begitu, suasana apartemen Anda dengan furnitur yang lengkap pun dapat terkesan lebih lebar dari ukuran yang sebenarnya.

Di wilayah Jakarta Selatan, apartemen yang menerapkan konsep spacious living atau compact living pada dasarnya sudah ada.

Hadir dengan nama The Loggia, apartemen itu menerapkan konsep spacious living ala Jepang yang membuat pemiliknya leluasa mengalokasikan banyak barang pada tempat-tempat multifungsi yang sudah tersedia.

Ilustrasi kamar di apartemen.KOMPAS.com/Puji Putri Ilustrasi kamar di apartemen.
Dengan konsep itu, penghuni yang telah berkeluarga pun tak perlu khawatir akan terbatasnya ruang.

Desainer interior asal Jepang, Atelier Bow-Wow ikut berkontribusi untuk memikirkan sedemikian rupa bagaimana mengaplikasikan the art of spacious living sebagaimana di negaranya.

Meski dengan luas yang terbatas, The Loggia memiliki dua sampai tiga kamar lengkap dengan dapur dan ruang tengah. Konsep penempatan furniturnya sudah disesuaikan agar barang-barang pemilik bisa muat dan tidak memakan tempat.

Lokasinya pun cukup strategis, di wilayah Duren Tiga, Jakarta Selatan yang dekat dengan akses publik seperti stasiun dan jalan tol.

Kalau ruang yang terbatas sudah bisa disiasati, ditambah dengan lokasi juga strategis, tak ada alasan untuk menjadikan apartemen sebagai hunian nyaman dan layak tinggal di Jakarta, bukan?


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com