Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Anggap Rambu-rambu Keselamatan di Tol Trans-Jawa Minim

Kompas.com - 08/02/2019, 10:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan rambu-rambu keselamatan di sepanjang Jalan Tol Trans-Jawa dinilai masih minim. Pengelola diharapkan dapat menambah jumlah rambu-rambu tersebut demi meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti kegiatan Susur Tol Trans Jawa yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dari Jakarta sampai Surabaya, Rabu (6/2/2019).

"Di sepanjang jalan tol, belum terpasang rambu-rambu yang memberikan warning terhadap aspek safety. Seperti peringatan untuk hati-hati, waspada, jangan ngantuk, marka getar, dan lain-lain, terutama di titik titik kritis," kata Tulus lewat keterangan tertulis, Kamis (7/2/2019).

Baca juga: Terkait Tarif, Kendaraan Logistik Bebas Memilih Lewat Tol atau Arteri

Hal lain yang ia soroti yaitu masih terbatasnya kapasitas toilet, terutama untuk wanita. Tidak menjadi persoalan bila kapasitas yang terbatas itu terjadi pada hari-hari biasa.

Namun, ketika peak season seperti lebaran, dikhawatirkan justru akan terjadi antrian panjang.

Tulus menambahkan, ruas Palimanan-Kanci menjadi titik rawan utama bagi pengemudi. Khususnya bagi mereka yang bahan bakar kendaraannya kritis.

Ia pun mengimbau konsumen memastikan jumlah bahan bakar yang tersimpan di tanki kendaraan cukup. Bila ragu, sebaiknya mengisi terlebih dahulu di tempat istirahat yang ada di KM 207.

"Jangan sampai kendaraan konsumen kehabisan BBM, apalagi nanti saat arus mudik Lebaran," ucap Tulus.

Baca juga: Jasa Marga: Tarif Tol Mahal Seimbang dengan Produktivitas

Tulus mengatakan, eksistensi Tol Trans-Jawa mampu membangkitkan volume trafik kendaraan di sejumlah kota di Jawa Tengah, seperti Tegal, Pekalongan, dan Semarang.

Hal itu terlihat dari meningkatnya volume kendaraan saat musim liburan beberapa waktu lalu yang mencapai 40 persen.

"Arus trafik ke arah Bandung justru turun. Fenomena ini harus direspon oleh pemda masing-masing untuk mengevaluasi managemen trafik dan memperbaiki destinasi wisata setempat," tuntas Tulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com