Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Jalan Tol, Salah Satu Bisnis Jangka Panjang Paling Menarik

Kompas.com - 07/02/2019, 22:53 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dengan sektor lainnya, investasi infrastruktur terutama jalan tol merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling menarik. Terutama, bila dilihat dari prospek jangka panjangnya.

Meski demikian, Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Eka Setya Adrianto mengakui, bila dilihat secara jangka pendek, BUMN yang menggarap tol memang sedikit 'berdarah-darah'. Apalagi bila yang diperhatikan adalah aspek arus kasnya.

"Tapi seperti saya ceritakan, infrastruktur ini nafasnya panjang. Butuh waktu untuk dia menservis debt-nya," kata Eka dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Sebagai contoh, sudah berkali-kali Jasa Marga ditimpa krisis. Seperti tahun 1998, pada saat itu terjadi kerusuhan akibat peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi.

Krisis yang menimpa Jasa Marga, sebut dia, relatif singkat. Sebab pada akhirnya masyarakat kembali menggunakan kendaraan, baik pribadi maupun transportasi umum, dengan melintasi jalan tol.

"Selama itu terjadi, dari sisi investor itu masih well protected," ujarnya.

Baca juga: Ada Jalan Tol, Manado-Bitung Cuma 30 Menit

Contoh lainnya, pada kuartal ketiga 2018 laba yang diterima perseroan turun. Namun sejak awal hal tersebut telah diprediksi Jasa Marga karena adanya aksi korporasi yang dilakukan sehingga performa laba menjadi lebih ketat.

"Karena kami menaikkan aset yang memang sebagian besar tentunya menggunakan dana pihak ketiga. Baik itu debt maupun ekuitas. Tapi kami bahkan mampu menjaganya tidak terlalu drop," ungkap Eka.

"Kalau teman-teman lihat tumbuhnya beban bunganya tinggi sekali, tapi EBITDA tumbuhnya tinggi sekali. Itulah yang terjadi di sektor infrastruktur," imbuh Eka.

Ia menambahkan, menjalankan bisnis infrastruktur memang bukanlah sebuah hal yang mudah. Namun dengan perencanaan jangka panjang, Eka meyakini setiap persoalan dapat diatasi.

Baca juga: Nusantara Infrastructure Tunggu Izin Prinsip Dua Tol Baru

Untuk diketahui, Jasa Marga mengalami penurunan kinerja pada kuartal III 2018. Laba bersih perusahaan melorot 6,88 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Foto aerial pembangunan konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.Hafidz Mubarak A Foto aerial pembangunan konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Berdasarakan laporan keungan JSMR yang dikutip dari Kontan, perusahaan operator jalan tol ini hanya membukukan laba bersih Rp 1,77 triliun. Sementara pada kuartal III 2017, net profit perusahaan mencapai Rp 1,9 triliun.

Kendati begitu, pendapatan Jasa Marga sebetulnya masih tercatat tumbuh. Pendapatan perusahaan di luar kontruksi meningkat 5,1 persen menjadi Rp 7,13 triliun dari Rp 6,78 triliun kuartal III tahun lalu.

Baca juga: 2019, Astra Infra Fokus Akuisisi Ruas Tol Trans Jawa

Lalu, perusahaan juga mencatatkan keuntungan pelepasan investasi sebesar Rp 876,9 miliar, naik dari Rp 563,4 miliar.

Pendapatan JSMR di luar kontruksi itu didapat dari kontribusi pendapatan tol senilai Rp 6,63 triliun atau naik 9,4 persen dibandingkan periode sama tahun 2017 dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 494,36 miliar.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com