Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Ekor Burung Walet, Lambang Kemakmuran Warga Tionghoa

Kompas.com - 29/01/2019, 23:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitektur Tionghoa di Indonesia memiliki keunikan tersendiri terutamam pada bagian atap.

Menurut Dosen Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Adrian Perkasa, terdapat dua tipe atap yakni ekor walet dan gunungan. Atap ekor walet umumnya digunakan di rumah besar dan kelenteng.

Bubungan atap jenis ini dihiasi dengan ornamen "ekor burung merak" yang khas dengan bubungan melengkung ke atas.

Rumah besar dengan dekorasi atap berbentuk ekor burung walet merupakan simbol kemakmuran. Adrian menuturkan, pemilik rumah ini biasanya orang-orang terpandang.

Rumah-rumah ini biasanya dimiliki oleh pejabat Tionghoa atau Chineeshe Officieren yang diangkat pemerintah kolonial seperti majoor, kapitein, dan luitenant der Chineezen.

"Biasanya rumah penguasa atau kapitan, letnan, sama mayor China, pengusaha-pengusaha besar biasanya menempati rumah besar. Rumah orang biasa ya ruko itu tadi," tutur Adrian kepada Kompas.com, Selasa (20/1/2019).

Baca juga: Asal-usul Ruko, Dari Fujian Hingga Ke Pecinan

Seperti diketahui, pemerintah Kolonial Belanda pernah menerapkan pembagian masyarakat ke dalam tiga strata dengan pemberlakuan sistem officieren (sistem pejabat atau kapitan).

Sementara atap berbentuk gunungan terbuat dari plester atau semen. Selain itu, atap berbentuk gunungan kerap ditemukan di ruko.

"Di bangunan ruko rata-rata pakai atap gunungan. Biasanya di ujungnya ada ukiran berbentuk teratai," ujar Adrian.

Pola ruangan rumah Tionghoa

Pengusaha batik Lasem Sigit Witjaksono berdiri di beranda depan rumahnya

 *** Local Caption *** 
TOTOK WIJAYANTO Pengusaha batik Lasem Sigit Witjaksono berdiri di beranda depan rumahnya *** Local Caption ***
Pola ruangan rumah Tionghoa tergolong unik. Rumah model ini dibangun degan bentuk memanjang ke belakang. Pada bagian depan terdapat pintu gerbang. Setelah itu terdapat ruang penjaga.

Setelah melewati ruang penjaga, akan ada lumbung atau gudang penyimpanan makanan baru kemudian terdapat halaman depan. Di samping halaman dibangun beranda yang sudah masuk ke dalam bagian rumah utama.

Baca juga: Permukiman Tionghoa Harus Membelakangi Bukit

Ketika memasuki bangunan rumah utama maka akan disambut dengan altar leluhur. Sementara di samping ruangan altar terdapat kamar tidur. Di belakang ruang-ruang tersebut merupakan tempat makan dan beranda atau teras belakang.

Sementara fungsi ruangan lain seperti dapur dan kamar mandi terletak di luar rumah utama. Menurut Adrian, pola ruangan rumah Tionghoa ini mirip dengan rumah Joglo minus ruangan altar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com