JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyelesaikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap I.
Keputusan membangun SPAM ini karena ketersediaan air baku untuk air minum yang tidak merata antar-wilayah.
Karena itu, pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi membentuk SPAM untuk memanfaatkan sumber air baku secara bersama.
Kapasitas SPAM ini sebesar 700 liter per detik, tetapi untuk tahap pertama baru digunakan 350 liter per detik untuk melayani kebutuhan air minum Kota Bandung sebesar 200 liter per detik untuk 16.000 sambungan rumah atau sekitar 80.000 jiwa.
Selain itu, juga untuk melayani wilayah Kabupaten Bandung dengan kapasitas 150 liter per detik untuk 12.000 sambungan rumah atau sekitar 60.000 jiwa.
Peresmian SPAM Regional itu dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil besama Bupati Bandung Dadang M Naser, Ketua Badan Peningkatan Penyelenggaraan SPAM (BPPSPAM) Bambang Sudiatmo, dan Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Amir Hamzah di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Kamis (10/1/2019).
“SPAM ini menggunakan teknologi terbaru, namanya Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), di mana pengolahannya tidak seperti yang dulu yakni outdoor, tetapi sekarang sudah indoor, computerized, dan otomatis," ujar Ridwan Kamil yang disampaikan dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/1/2019).
Teknologi ini memiliki keunggulan hemat energi karena sistem distribusi secara gravitasi serta adanya pengolahan dan daur ulang air buangan dari instalasi pengolahan air (IPA), domestik, dan air hujan.
Tersedia pula ruang kontrol untuk memonitor seluruh instalasi air yang ada di SPAM tersebut.
Sementara itu, Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo mengatakan, pembangunan SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap I menggunakan investasi Rp 253 miliar yang diperoleh dari APBN di Kementerian PUPR Rp 58 miliar dan APBD Provinsi Jabar Rp 195 miliar.
Dari dana Rp 58 miliar itu, sebanyak Rp 19 miliar berasal dari Ditjen Sumber Daya Air (SDA) yang digunakan untuk pembangunan unit air baku berupa pembangunan bak pra-sedimentasi berkapasitas 700 liter per detik dan jaringan pipa transmisi air baku sepanjang 3 kilometer.
Kemudian, sebesar Rp 40 miliar berasal dari Ditjen Cipta Karya untuk pembangunan unit produksi berupa instalasi pengolahan air minum kapasitas 350 liter per detik, reservoir air bersih berkapasitas 6.000 meter kubik, dan bangunan operasi SCADA.
Adapun Pemprov Jawa Barat membangun jaringan pipa distribusi utama sepanjang 33 kilometer dengan biaya investasi Rp 195 miliar.
Nantinya, SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya dikelola PT Tirta Gemah Ripah, badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov Jabar.
Hasil pengolahan air minumnya akan dibeli oleh PDAM Tirta Wening Kota Bandung dan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung untuk selanjutnya didistribusikan kepada para pelanggan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.