PURBALINGGA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Bandara komersial Jenderal Besar Soedirman di Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, pekan ini memasuki tahap pembahasan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
Komandan Landasan Udara Jenderal Besar Soedirman Letkol Penerbang Putu Sucahyadi menuturkan, saat ini pihaknya telah selesai membahas mengenai masterplan dan daerah lingkungan kerja (DLKr).
“Proses sampai dengan saat ini sudah selesai pembahasan masterplan dan DLKr, sudah selesai dibahas. Selanjutnya kami tinggal menunggu surat dari Angkasa Pura (AP) II yang nanti diterima di KASAU, selanjutnya tinggal menunggu persetujuan beliau (KASAU),” kata Putu kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2018).
Baca juga: Angkasa Pura Tegaskan Proyek Bandara Jenderal Soedirman Tidak Mandek
Putu melanjutkan, dalam waktu dekat rencananya akan ada pertemuan sejumlah instansi terkait Amdal.
Dokumen Amdal diperlukan agar nantinya dalam progres pembangunan, kemungkinan-kemungkinan dampak bisa diantisipasi.
“Pekan ini akan dimulai kick-off meeting atau dilakukan pembahasan tentang kajian Amdal. Ini juga kaitannya dengan prosedur pembangunan bandara. Kalau kajian Amdal ini ada beberapa instansi yaitu Angkasa Pura II, Pemprov Jateng, Pemkab Purbalingga, TNI AU,” jelas Putu.
Menurut Putu, pembahasan Amdal menjadi bagian prosedur sebelum nantinya masuk ke proses pelelangan pembangunan fisik, seperti terminal dan sarana lainnya.
“Ini persyaratan untuk masuk lelang pembangunan fisik,” imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Imam Wahyudi mengatakan, kapasitas Pemkab Purbalingga saat ini sebatas pada pembangunan akses jalan tembus dari Jalan Raya Tidu menuju bandara.
“Jalan tembus dari Tidu ke bandara, untuk masuk ke terminal sudah,” kata Imam.
Untuk diketahui, Bandara Jenderal Besar Soedirman merupakan bandara militer yang akan difungsikan menjadi bandara komersial.
Oleh karenanya, akses masuk nantinya juga bakal dipisah antara komersial dan kepentingan militer.
“Jadi dipisahkan untuk kepentingan sipil dan militer. Nanti untuk komersial masuknya lewat jalan tembus Tidu,” sebut Imam.
Dia menambahkan, mulai tahun 2019 kewajiban pembangunan menjadi tanggung jawab Pemprov Jawa Tengah.
Pemkab Purbalingga hanya membantu soal pembebasan lahan. Baik untuk penambahan lintasan maupun untuk sarana pendukung lain.
“Kalau 2019 ini sudah selesai, selanjutnya dari Pemprov Jawa Tengah. Pembebasan lahan air strip dan landasaan. Untuk saat ini landasan 1.600 meter sudah, juga sudah yang run away 1.600 meter. Provinsi juga sudah survei ke sini, terkait air strip yang 3.000 meter,” papar Imam.
Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi berharap pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa menjadi sumbu yang memicu perekonomian di Purbalingga, terutama sektor pariwisata.
Purbalingga mesti berbenah untuk menjadi destinasi wisata nasional, bahkan dunia.
"Masyarakat Purbalingga diminta bukan hanya menjadi penonton saja namun bisa mendapatkan manfaatnya. Utamanya dalam mengembangkan Purbalingga sebagai tujuan wisata baik dalam negeri maupun luar negeri," pungkas Dyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.