Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Colliers: Penjualan Apartemen Turun, Pengembang Tunda "Groundbreaking"

Kompas.com - 04/10/2018, 14:06 WIB
Dani Prabowo,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan apartemen strata di Jakarta menunjukkan kondisi yang melambat, berbeda dari kondisi hotel di Ibu Kota yang menunjukkan kinerja positif pada okupansinya.

Kondisi makro-ekonomi Tanah Air yang kurang baik menimbulkan sentimen negatif bagi para pengembang. Hal itu terlihat dari laporan yang ditampilkan Colliers International Indonesia.

Awalnya, pengembang mengonfirmasi bahwa pasokan unit apartemen baru sampai akhir tahun ini mencapai 25.410 unit. Namun, mereka kini merevisi target tersebut.

"Karena di lapangan memang proyeksi awal semua akan berat. Sekarang tinggal 19.883 unit. Banyak proyek akhirnya ditunda groundbreaking-nya, bahkan ada yang menghentikan penjualan," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Kondisi yang sama juga ditunjukkan pengembang hingga tahun 2020. Pada 2019, bila sebelumnya ditargetkan akan ada 20.234 unit suplai apartemen baru, kini dikoreksi menjadi 17.721 unit saja.

Sementara pada 2020, target direvisi dari 14.324 unit menjadi 12.829 unit.

"Jadi memang fenomena inilah yang terlihat," ucap dia.

Baca juga: Andalkan Kuliner Lokal, Tipe Studio Apartemen Ini Dipatok Rp 866 Juta

Kondisi makro-ekonomi yang kurang baik sebenarnya sudah terlihat sejak 2014. Menurut Ferry, sejak saat itu pengembang mulai menunjukkan tanda-tanda skeptis.

Sebagai gambaran, dari total pasokan 18.840 unit pada 2015, yang terserap di pasar hanya 5.025 unit. Sementara pada 2016, penyerapan hanya 2.148 unit, padahal pasokan mencapai 12.648 unit.

Adapun untuk tahun 2017, dari total pasokan 9.720 unit, hanya 2.410 unit di antaranya yang terserap. Sementara hingga kuartal III-2018, dari 4.494 unit pasokan baru, saat ini yang terserap baru mencapai 1.220 unit.

Bila melihat data ini, maka tak hanya penyerapannya yang berkurang, tetapi juga pasokannya yang menurun cukup drastis.

"Kami melihat bahwa developer umumnya skeptis untuk mengenalkan proyek baru sejak 2015 akibat lesunya penjualan. Karena itu, terlihat penurunan yang cukup lumayan dari yang dikenalkan," ujarnya.

Persoalannya, penurunan permintaan ini memiliki buntut panjang terhadap harga penawaran. Bila sebelumnya pada 2011 hingga 2014 kenaikan rata-rata harga penawaran mencapai 16 persen per tahun, maka pada 2015 sampai September 2018 kenaikan harga hanya sekitar 3 persen per tahun.

Kondisi tersebut rupanya ikut memengaruhi para investor buyer dalam membeli properti. Mereka pun memilih menunda membeli apartemen karena imbal hasil investasi atau yield yang mereka dapatkan dianggap kurang menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Berapa Banyak Tempat Sampah yang Harus Ditempatkan di Rumah?

Berapa Banyak Tempat Sampah yang Harus Ditempatkan di Rumah?

Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau