Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PUPR: Sekitar 1.300 KK Masih Tertimbun di Perumnas Balaroa

Kompas.com - 02/10/2018, 15:32 WIB
Dani Prabowo,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Palu dan sekitarnya diperkirakan masih akan bertambah.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin mengatakan, salah satu wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah yaitu Perumnas Balaroa di Kecamatan Palu Barat.

"Ini daerah perumnas, ada sekitar 1.300 KK (kepala keluarga) yang masih tertimbun. Jadi di sana sudah ada bau-bau mayat, sudah tiga hari," kata Syarif di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Proses evakuasi korban serta pembersihan puing-puing di sana diakui kurang lancar. Sebab, jumlah alat berat yang tersedia sangat terbatas.

"Ada tiga ekskavator yang sudah difungsikan untuk mengangkut puing bangunan yang kemudian langkah selanjutnya termasuk evakuasi," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Baca juga: Hilangkan Trauma, Pemerintah Segera Bersihkan Puing-puing di Kota Palu

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sejauh ini jumlah korban meninggal dunia mencapai 844 orang. Sementara warga yang mengungsi mencapai 48.000 jiwa.

Adapun jumlah rumah yang rusak sejauh ini mencapai 2.790 unit. Sebaran terbesar di Perumnas Balaroa yakni sebanyak 1.747 unit, Petobo 744 unit, dan sisanya di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Di wilayah tersebut, BNPB mengidentifikasi, tak kurang dari 185 rumah rusak berat, 22 rumah rusak sedang, dan 92 rumah rusak ringan.

Untuk mempercepat proses evakuasi dan pembersihan puing, pemerintah berencana meminjam alat berat dari sejumlah asosiasi kontraktor. Ditargetkan, proses pembersihan puing di Palu dapat rampung dalam kurun waktu dua pekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com