Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Rumah, Hotel dan Fasilitas Komersial di Palu Ikut Hancur

Kompas.com - 30/09/2018, 21:25 WIB
Hilda B Alexander,
Dani Prabowo,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Selain rumah warga, hampir semua fasilitas komersial di Kota Palu, Sulawesi Tengah, luluh lantak. Fasilitas itu termasuk sejumlah hotel baru di lokasi-lokasi strategis pusat kota.

Sebut saja Hotel Sya Regency di Jalan Sisingamangaraja, Besusu Timur, Palu Timur, dan Hotel Sutan Raja di Jl DR Abdurrahman Saleh, Birobuli Utara, Palu Selatan.

Pantauan Kompas.com pada Minggu (30/9/2018), kondisi atap miring, plafon mengaga, kaca pecah berserakan, dan struktur bangunan menjadi miring.

Guncangan gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi pada Jumat (28/9/2018) membuat seluruh kegiatan operasional hotel berhenti.

Saat mengunjungi lokasi pada Minggu siang,Presiden Joko Widodo berjanji bahwa pemerintah segera melakukan proses evakuasi.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 832 orang. Sementara itu, jumlah warga yang mengalami luka-luka mencapai 540 orang dan sekitar 17.000 warga mengungsi.

"Besok, Menteri PU mengerahkan alat berat dari Mamuju, Poso, dan Gorontalo sehingga besok bisa dievakuasi," kata Presiden.

Ia pun berharap, penanganan bencana selama masa tanggap darurat dapat dilaksanakan dengan cepat. Dengan demikian, pemerintah dapat masuk ke proses selanjutnya, yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi untuk fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah sakit, serta fasilitas lainnya.

"Masyarakat agar bisa menjalankan ekonominya kembali. Memang masih ada gempa kecil susulan, tapi kita harapkan bisa menjalankan aktivitas kembali," kata Presiden.

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan, upaya pembersihan Kota Palu dapat selesai dalam waktu dua pekan.

Ia optimistis target tersebut dapat terealisasi lantaran dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tidak terlalu luas.

"Satu dua minggu akan bersih tergantung alat dan bahan bakar, pokoknya jangan sampai lebih dari satu bulan," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com