Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roemah Langko, Sejarah Panjang Romantisme "Art Deco"

Kompas.com - 24/09/2018, 19:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sebagian besar ruangan bahkan tidak memiliki pendingin udara. Cahaya matahari juga bebas masuk ke dalam ruangan.

Restoran

Roemah Langko kini berfungsi sebagai restoran yang dapat menampung pengunjung hingga 200 orang.

Sebelum berubah menjadi tempat jamuan, pemilik gedung melakukan konsultasi dengan Popo. Kala itu, arsitek asal Bali ini menyarakan untuk membangun restoran.

Lokasi bangunan yang dianggap representataif menjadi alasannya. Tempat ini berada di pusat kota, sehingga bisa menjadi lokasi singgah wisatawan dan tamu-tamu penting yang berkunjung ke Lombok.

Baca juga: Rancang Sustainable Building, Ary Indrajanto Terbaik IAI Awards 2018

"Kebetulan pemiliknya ini memang pengusaha rumah makan, jadi artinya tetep harus ada commercial value. Karena sudah invest untuk membeli lahan itu kemudian invest untuk membangun kembali, tentu harus ada income, jadi saya usulkan kita fungsikan sebagai restoran saja," papar Popo kepada Kompas.com, Senin (24/9/2018).

Pembangunan ulang

Sebagai salah satu gedung peninggalan masa kolonial, tentu banyak perbaikan yang harus dilakukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com