KOMPAS.com - Menyaksikan keindahan dan menggambarkannya dalam satu exposure atau keterpaparan, tentu butuh usaha, apalagi ini bicara dalam konteks fotografi. Tapi, itu bukan berarti mencari lokasi yang letaknya jauh dan belum tentu bernilai atau bermakna bagi banyak orang.
Hal itulah yang dikatakan oleh Arbain Rambey, jurnalis foto senior Harian Kompas, pada diskusi bersama komunitas fotografi dan komunitas drone di lobi Izzara Apartment, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (2/9/2018) lalu.
Pada diskusi bertema Beauty of Simatupang Landmark ini Arbain dan para fotografer banyak membidik lokasi keindahan di Central Business Distric di Izzara dan Sima Office Tower. Arbain sendiri juga akan memamerkan karyanya seputar keindahan Izzara Apartment dan Sima Office Tower sampai 2 Oktober 2018 di lobi apartemen Izzara.
Arbain juga memberikan ulasan singkat mengenai seni dan teknik fotografi jurnalistik yang makin berkembang demikian pesat, sejalan dengan teknologi yang terus berubah dari waktu ke waktu. Dia juga membahas membahas sejumlah teknik apa saja untuk keperluan memotret, baik interior maupun eksterior ruangan, termasuk juga soal teknis perspektif.
"Salah satu tantangan memotret obyek yang secara keseluruhan masih dalam proses pengerjaan adalah bagaimana memanfaatkan berbagai sudut (angle) pada satu obyek yang sama. Untuk itu, perlu jam terbang dan pengalaman yang harus teruji oleh waktu," kata Arbain.
"Itulah sebabnya, fotografer harus terus mengasah keahliannya dengan mengikut berbagai lomba sehingga nantinya pandai mengambil obyek bagian bangunan yang bebas debu sebagai tantangan," tambahnya.
Alasan membidik lokasi ini, menurut dia, karena jika dipandang baik dari segi lay out maupun desain interior, bangunan ini memiliki desain indah, unik, harmoni dan sempurna. Plus, menggambarkan profil bangunan bercita rasa tinggi.
Hal itu juga diyakini juga oleh komunitas pencinta fotografi dan drone, yang memandang bangunan arsitektur ini layak dijadikan sebagai obyek foto lanskap, baik menggunakan teknik digital maupun pesawat nirawak.
Graece Tanus, salah satu peserta diskusi, mengatakan sangat beruntung bisa berkesempatan mengikuti kegiatan ini. Nama Arbain menjadi daya tarinya untuk datang berdiskusi dan menyerap ilmu fotografi.
"Bisa bertemu dan mengenal beliau secara langsung menjadi kesempatan berharga yang tidak boleh dilewatkan," kata Graece.
Graece mengatakan, Arbain adalah seorang sosok humoris dan tidak pelit berbagi ilmu fotografinya. Pada berbagai kesempatan, Arbain kerap menyampaikan kiat-kiat fotografi dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami oleh banyak berbagai kalangan.
Untuk itulah, dia dan para peserta diskusi bersemangat bisa mengikuti lomba lomba foto, apalagi hasil foto mereka akan diunggah ke sosial media dan secara langsung dinilai oleh Arbain sampai batas waktu penjurian pada 9 September 2018 lalu.
Terkait hal itu, Arbain mengemukakan, bahwa dunia digital saat ini sudah memporak-porandakan berbagai asumsi, termasuk portfolio (rekam jejak) seseorang.
"Ketika mencari seorang calon pegawai, sudah tidak lagi dengan melihat referensinya secara tertulis, namun dengan melihat personality-nya melalui sejumlah akun yang dimiliki seperti Instagram, Facebook, dan Twitter," tambah Arbain.
Melihat antusiasme para peserta diskusi yang sudah mencapai angka 200 orang, panitia membatasi jumlah peserta menjadi 100 orang. Karena itu diharapkan acara ini akan berlangsung secara kembali di masa akan datang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.