KOMPAS.com – Sepasang kontainer tampak diposisikan miring ke atas dan menjauhi atap sebuah rumah di Pulau Lombok. Rumah yang bernama Clay House itu dirancang oleh Budi Pradono, arsitek Indonesia.
Lokasinya berada di bukit di daerah Selong Belanak yang terletak tepi pantai di bagian selatan Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kontainer yang dipasang di atas atap beton rumah itu antara lain berguna sebagai ruangan untuk bisa melihat pepohonan di sekitarnya.
Oleh karena posisi hunian itu menghadap ke sawah dan Samudra Hindia, pemiliknya memberi nama Seven Havens Residence.
"Di lokasi yang berada di atas bukit ini tentu kita harus berhati-hati karena bangunan ini otomatis akan menjadi ikon untuk lingkungan sekitarnya," kata Budi, sebagaimana dimuat di Dezeen.com.
Di Clay House, jendela kamar tidur dan kamar mandi didesain berukuran besar untuk memberi akses masuknya cahaya matahari.
Sedangkan dinding eksteriornya dicat putih untuk memantulkan sinar matahari dan menghindari panas berlebih.
Bahan bangunan lainnya yang diperoleh dari daerah setempat misalnya tanah liat untuk dinding yang didapat 20 kilometer dari rumah.
Tanah liat itu kemudian diolah oleh perajin dengan campuran pasir, semen, jerami, dan kotoran sapi.
Bahan-bahan alami yang digunakan di berbagai bagian tempat tinggal itu untuk melengkapi sejumlah bahan bangunan lain, seperti perabotan kayu dan lantai batu.
Di bagian depan, tangga yang mengarah ke pintu masuk rumah itu diapit dua dinding yang ditumbuhi tanaman hijau.
Adapun ruangan di bawah kontainer itu dipakai untuk ruang tamu, dapur, dan ruang makan.
Posisinya disejajarkan dengan kolam renang panjang sehingga saling berhadapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.