Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Kurs Rupiah Melemah, Pengembang Tetap Optimistis

Kompas.com - 24/05/2018, 14:44 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS dalam beberapa minggu terakhir dinilai belum berdampak signifikan terhdap bisnis properti.

Dalam diskusi seusai pemaparan hasil survei DPD Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta tentang persepsi kondisi properti pada tahun 2017 dan 2018, para pengembang masih optimistis dalam melakukan bisnisnya.

“Kalau pengembang yang bikin rumah sederhana dengan komponen impornya tidak banyak dan pinjaman ke bank pakai rupiah, bisa jalan terus. Pemerintah harusnya bisa menahan suku bunga dan kurs karena akan mengacaukan perhitungan kita,” ujar Ketua DPD REI DKI Jakarta Amran Nukman saat diskusi bersama media, Rabu (24/5/2018) di Jakarta.

Baca juga: Mayoritas Pengembang Jakarta Butuh Dana Rp 16,8 Triliun

Dia mengatakan, real estat ini sudah masuk kategori industri dan terkait dengan 175 industri lainnya. Jadi semuanya saling berhubungan.

Dia juga mengibaratkan para pengembang properti seperti mesin, yang kalau berhenti berproduksi maka akan berdampak lebih berat. Jadi mereka akan terus berusaha, misalnya mencari lahan baru.

Sementara itu, menurut Wakil Ketua DPD REI DKI Jakarta Chandra Rambey, jumlah investasi mencapai ratusan miliar rupiah yang dibutuhkan pengembang pada tahun ini menunjukkan optimisme mereka. 

“Banyaknya capital expenditure (capex) dengan range Rp 100 miliar sampai Rp 300 miliar, hingga ada yang di atas Rp 900 miliar, itu artinya pengembang ini optimistis,” ucap Chandra.

Dia menuturkan, jika memang ada pengembang yang rentan bermasalah dengan kurs maka kemungkinan adalah pengembang besar yang mempunyai pinjaman dalam dollar AS.

Namun, pengembang itu memiliki pemikiran yang selalu optimistis, berusaha mencari solusi dalam kondisi apa pun.

“Pengusaha itu behavior-nya selalu optimistis, cari solusi di tengah krisis atau badai apa pun, kami positive thinking saja,” kata Chandra.

Dia juga memprediksi pelemahan nilai rupiah terhadap dollar AS itu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Kemungkinan mereka akan menunda untuk membeli properti.

Pendapat serupa juga diutarakan oleh Sekretaris Jenderal DPD REI DKI Jakarta Arvin Iskandar. Dia berbicara mengenai titik krusial nilai rupiah terhadap dollar AS yang terus bergerak.

Currency itu fluktuatif, akan menemui ekuilibrium baru. Dulu dibilang Rp 10.000 bakal kolaps, tapi kenyataannya kami enggak kolaps juga,” ujar Arvin.

Namun, dia berharap Bank Indonesia bisa menjaga titik krusial itu tidak lebih dari Rp 16.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau