Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susul 8.000 Gerai di AS, Starbucks Kanada Juga Berencana Tutup

Kompas.com - 05/05/2018, 12:00 WIB
Haris Prahara,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber CBC

TORONTO, KOMPAS.com - Kasus rasial yang membelit Starbucks berbuntut panjang. Manajemen tak ingin insiden memilukan itu terulang lagi di belahan bumi mana pun.

Sedikit kilas balik, pada Kamis (12/4/2018), dua pria masuk ke gerai Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat, dan meminta izin untuk menggunakan kamar kecil.

Seorang karyawan lantas memberi tahu mereka bahwa fasilitas itu hanyalah untuk konsumen yang membayar.

Dua pria itu akhirnya duduk di dalam kedai tanpa memesan apa pun. Tak lama kemudian, manajer toko menghubungi polisi dan menahan keduanya karena telah masuk tanpa izin.

Terkait peristiwa itu, Starbucks di Amerika Serikat berencana menutup 8.000 tokonya pada 29 Mei untuk latihan anti-diskirminasi rasial.

Baca juga: Karyawannya Terbelit Kasus Rasial, Ini Tanggapan Bos Starbucks

Nah, rupanya aksi juragan kopi kelas wahid itu tak berhenti di sana. Latihan juga menjalar ke negara lainnya di luar Amerika Serikat.

Sebagaimana diwartakan CBC News, Sabtu (5/5/2018), Starbucks Kanada telah menjadwalkan 11 Juni sebagai hari tutup toko secara massal.

Sedikitnya 1.200 gerai Starbucks di Kanada tak akan melayani pengunjung hari itu.

Direktur Starbucks Kanada Michael Conway mengatakan, aksi tutup toko adalah bagian dari pembelajaran untuk seluruh karyawannya.

"Kami percaya setiap individu patut diperlakukan dengan layak," ucap Michael.

Lebih lanjut dia mengatakan, semangat utama yang ingin dicapai dari latihan itu adalah melayani pelanggan tanpa melihat latar belakang sosialnya.

StarbucksShutterstock Starbucks
"Untuk semua yang terlibat dalam pelatihan, jadikan waktu tersebut untuk meningkatkan sikap inkulisivitas dan memastikan gerai Starbucks aman dan nyaman ke depannya," sambung Michael.

Sebelumnya Chief Executive Starbucks Kevin Johnson juga mengeluarkan pendapatnya terkait masalah yang kadung terjadi.

Ia meminta maaf atas peristiwa tak menyenangkan di Philadelphia.

Menurut Kevin, perusahaan yang baik selayaknya belajar dari kesalahan dan mau memperbaikinya. "Itulah yang sedang kami lakukan," pungkas Kevin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com