Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viro Siap Bersaing di Pasar Material Bangunan

Kompas.com - 03/05/2018, 18:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Viro sebagai material arsitektural menambah pilihan baru bagi konsumen Indonesia untuk menghiasi eksterior dan interior bangunan.

Produk Viro terbuat dari eco-faux, yaitu material kategori baru yang diciptakan dari bahan atau serat yang bersifat natural dan non-natural (high density polyethylene/HDP), serta bisa juga kombinasi dari keduanya.

Baca juga : Viro, Produk Material Bangunan yang Bisa Didaur Ulang

Menurut Executive Vice President PT Polymindo Permata Johan Yang, selaku produsen Viro, produknya ini memiliki beberapa keunguulan. Yang pertama dalam proses produksi.

Johan mengatakan, Viro menggunakan material yang diolah menggunakan teknologi modern, yaitu serat yang dibuat dengan mesin, lalu menghasilkan bentuk semacam tali.

Kemudian tali itu dianyam oleh para perajin Indonesia sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan bernilai estetika.

Di situlah perpaduan antara metode modern dan tradisional sehingga bisa disebut sebagai produk handmade yang unik.

"Keunggulan kedua, produk Viro yaitu ramah lingkungan. Kompetitor kami bahannya terbuat dari PVC, sedangkan produk kami dari bahan HDP," ucap Johan dalam diskusi bersama media, Kamis (3/5/2018) di Hotel Santika ICE BSD.

Selain itu, lanjutnya, produk ini juga unggul dalam target pasar yang begitu luas, baik di dalam maupun luar negeri.

Sasarannya antara lain theme park, hotel atau resort, dan masyarakat umum yang menggunakan barang kebutuhan sehari-hari.

Johan menambahkan, produk Viro juga mudah didaur ulang karena menggunakan single material. Sementara kompetitornya menggunakan metal frame yang lebih sulit untuk didaur ulang.

"Kami pakai single material HDP yang bisa didaur ulang. HDP itu juga tidak beracun dan tahan lama. Keunggulan lain dari Viro yaitu fire retardants, maksudnya material ini tidak mudah terbakar. Selain itu, untuk produk yang langsung digunakan konsumen itu aman terhadap kontak dengan makanan," papar Johan.

Bicara mengenai kapasitas produksi, Johan menuturkan bahwa Viro bisa memproduksi hingga 400 ton per tahun.

Namun, pengerjaannya tergantung musim. Biasanya untuk pewarnaan dikerjakan pada musim kering.

Terkait anjloknya nilai rupiah yang menyentuh Rp 13.700 baru-baru ini, menurut Johan tetap ada pengaruhnya. Sebab, ada material yang pembeliannya menggunakan dollar AS.

"Kalau material dalam negeri itu misalnya HDP, zat aditif, dan pewarna impor. Ada juga material yang dibeli pakai dollar, jadi ada pengaruhnya juga. Tentu kami inginnya stabil," tutur Johan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com