Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampoeng Rawa Disegel, Pelanggan Batalkan Pesanan

Kompas.com - 17/04/2018, 22:30 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

AMBARAWA, KOMPAS.com - Obyek Wisata Apung Kampoeng Rawa yang terletak di desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang praktis sepi dari aktivitas, menyusul penyegelan yang dilakukan Dinas satpol PP dan Pemadam Kebakaran, Senin (16/4/2018).

Kampoeng Rawa yang bermula dari warung apung di tepian Danau Rawapening ini dipaksa berhenti beroperasi karena tidak berizin dan melanggar sejumlah peraturan daerah (perda) karena menempati area sabuk hijau. 

Baca juga : Enam Tahun Beroperasi Tanpa Izin, Obyek Wisata Kampoeng Rawa Ditutup

Untuk diketahui, Danau Rawapening merupakan danau alami terluas di Pulau Jawa.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah karyawan hanya melakukan aktivitas ringan, seperti bersih-bersih di lokasi restoran apung, kawasan lesehan, dan pemancingan serta kios-kios UKM yang ada di dalam area tersebut.

"Warga yang biasa beraktivitas di Kampoeng Rawa sebagian hanya beraktivitas di rumah," ungkap Kepala Desa Bejalen Nowo Sigiharto kepada Kompas.com, Selasa (17/4/2018).

Sementara itu, menyusul ditutupnya aktivitas pariwisata ini, beberapa pelanggan mulai mendatangi pengelola untuk membatalkan pemesanan tempat.

Petugas Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran, Senin (16/4/2018) siang melalukan penyegelan terhadap   Kampung Rawa Ambarawa di desa Bejalen, Ambarawa.Kompas.com/Syahrul Munir Petugas Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran, Senin (16/4/2018) siang melalukan penyegelan terhadap Kampung Rawa Ambarawa di desa Bejalen, Ambarawa.
Sejumlah pengunjung yang belum mengetahui informasi penyegelan masih ada yang datang, sehingga karyawan harus menjelaskan latar belakang penutupan obyek wisata ini.

"Para karyawan harus menjelaskan ke pihak yang sudah telanjur memesan tempat untuk keperluan acara dan lain sebagainya,” kata Nowo.

Sri Handayani (60), pelanggan yang juga warga Ambarawa, mengaku buru-buru datang ke Kampoeng Rawa untuk membatalkan pemesanan restoran apung.

Sedianya, Sri akan menggelar sebuah acara yang akan dilangsungkan dalam beberapa hari mendatang.

Dirinya tahu penutupan Kampoeng Rawa ini dari pemberitaan media massa. Padahal Sri sudah memesan tempat dan membayar uang muka kepada pihak pengelola.

Sandaran hidup

"Terpaksa uang muka saya tarik lagi, dari pada nanti tidak bisa terlaksana. Apalagi belum ada kejelasan kapan penutupan tersebut akan dicabut," kata Sri.

Pemandangan danau Rawapening dilihat dari Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang.Kompas.com/ syahrul munir Pemandangan danau Rawapening dilihat dari Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Kembali pada keterangan Nowo, sebanyak 150 warga Desa Bejalen dan Kelurahan Tambakboyo bekerja di Kampoeng Rawa ini.

Selain itu, usaha pariwisata ini juga menjadi sandaran hidup bagi 800-an orang yang terdiri atas kelompok petani dan nelayan Rawapening dan pelaku UKM, tenaga lepas berikut keluarganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com