Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepat Revitalisasi Rawapening, Pemerintah Tambah 2 Alat Pemanen

Kompas.com - 08/04/2018, 19:34 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

AMBARAWA, KOMPAS.COM - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun ini bakal menambah lagi alat pemanen atau harvesting, untuk mempercepat target pembersihan gulma eceng gondok di danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Muhammad Imam Santoso mengatakan, saat ini ada enam unit harvesting eceng gondok yang beroperasi secara terus menerus.

Baca juga : Cegah Alih Fungsi Lahan, Danau Rawapening akan Disertifikasi

Namun dari pengamatannya di lapangan, tapi luas permukaan danau Rawapening yang tertutup eceng gondok masih cukup luas.

"Kami akan menambah dua lagi peralatannya tahun ini. Nanti kalau kurang kita tambah lagi dan ini alan bekerja 24 jam sehari, sehingga kami harapkan Rawapening ini bisa bersih," kata Imam di Ambarawa, Sabtu (7/4/2018).

Penambahan dua unit harvesting eceng gondok ini diharapkan bisa meningkatkan target luasan eceng gondok yang dibersihkan dari permukaan danau, dari satu hektar menjadi satu setengah hektar setiap hari.

Imam mengakui, pekerjaan ini sedikit molor karena faktor alam. Yakni kecepatan angin di tengah danau yang bisa menggeser pulau-pulai eceng gondok yang ada.

"Saya berharap dengan tambahan dua harvesting bisa menambah menjadi 1.5 hektar tiap hari. Ini agak susah karena angin bergerak ke kiri ke kanan, sehingga kita menunggunya di bagian hilirnya dimana air lari ke sana," ungkap Imam.

"Mudah-mudahan dalam satu tahun sudah bersih," imbuhnya.

Selain pembersihan eceng gondok, bagian dari revitalisasi danau alam terluas di Pulau Jawa ini adalah penataan kawasan.

Caranya adalah mendelaminasi kawasan danau dalam patok-patok sebagai batas-batas danau yang tidak bisa diganggu gugat. Pihaknya berharap masyarakat dan nelayan setempat ikut menjaga patok-patok ini agar tidak hilang.

"Ada patok hitam, ada patok merah karena terpengaruh oleh naik turunnya air danau. Kita minta masyarakat jangan menempati sempadan dari danau ini, karena itu akan mempengaruhi aktivitas danau," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com