Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Timur, Kawasan Emas Masa Depan

Kompas.com - 02/04/2018, 19:26 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tak heran bila Pemprov DKI Jakarta membangun hunian vertikal dengan iming-iming uang muka atau down payment (DP) 0 persen pertamanya di wilayah Jakarta Timur. Sebab, dibandingkan wilayah lain di Jakarta, harga tanah di kawasan ini relatif lebih terjangkau.

Saat ini, harga tanah di kawasan tersebut hanya berada di kisaran Rp 7 jutaan per meter persegi. Harga tersebut terpaut jauh bila dibandingkan Jakarta Barat (Rp 11 jutaan), Jakarta Utara (Rp 17 jutaan), Jakarta Selatan (Rp 18 jutaan) dan Jakarta Pusat (Rp 19 jutaan).

Kendati demikian, meski ada penurunan pada kuartal IV-2017, secara umum pergerakkan harga tanah di wilayah ini masih tertinggi dalam empat tahun terakhir yakni 5,19 persen.

“Ini sebenarnya datanya lebih banyak saya berikan ke Pemda DKI ya. Bahwa harga tanah di Jakarta Timur ini sangat rendah dibandingkan yang lain-lain,” kata Head of Research DPP Real Estate Indonesia Handa Sulaiman saat mengutip hasil survei Indonesia Property Watch (IPW) di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (2/4/2018).

Rendahnya pembangunan infrastruktur di kawasan ini, menjadi salah satu faktor penyebab lambannya pergerakkan harga tanah. Padahal, dari sisi jumlah penduduk, Jakarta Timur memiliki potensi tertinggi dalam hal pengembangan properti.

Berdasarkan data statistik pada 2016, jumlah penduduk DKI mencapai 10,28 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,84 juta di antaranya atau hampir 30 persennya tinggal di Jakarta Timur.

Sisanya yang 70 persen dibagi ke dalam lima wilayah, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

Meski tergolong under developed, hal ini justru dapat menjadi angin segar bagi para pengembang properti. Pengembang dapat mengambil peran terlebih dahulu dengan mengembangkan kawasan hunian di sini.

“Dari distribusi pasokan yang ada, yang paling eksis itu di Jakarta Barat, disusul Jakarta Selatan dan paling sedikit di Jakarta Timur. Di sinilah lokasi apartemen Pemprov DKI pertama dibangun,” kata Kepala Departemen Riset Savills Indonesia Anton Sitorus beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan empat kawasan lain yang cenderung sudah ramai, sehingga menimbulkan persaingan harga yang semakin ketat akibat mahalnya harga tanah.

Kawasan Jakarta Timur justru lebih prospektif untuk dikembangkan dalam beberapa tahun ke depan. Ibaratnya, Jakarta Timur adalah kawasan emas atau sun rise area masa depan.

Terlebih pada saat ini juga tengah dibangun salah beberapa proyek infrastruktur prestisius seperti light rail transit (LRT), kereta cepat Jakarta-Bandung, dan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).

“Pada akhirnya pengembang pun akan lari ke daerah pinggiran,” tuntas Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau