BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan PURI BOTANICAL

Hidup Sehat Bebas Polusi Dimulai dari Hunian Anda...

Kompas.com - 26/03/2018, 09:13 WIB
Alek Kurniawan,
Dimas Wahyu

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jakarta saat ini berpredikat sebagai kota termacet kedua di Asia setelah Bangkok menurut Inrix Global Traffic Scorecard 2017. Data pada riset tersebut menyebutkan, rata-rata pengendara di Jakarta terjebak kemacetan selama 63 jam setiap tahunnya.

Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan 2016 yang menyebut para pengendara menghabiskan 55 jam di jalan saat macet.

Pertumbuhan tingkat kemacetan di Jakarta ini juga diiringi dengan level polusi tidak sehat yang mencemari langit Ibu Kota.

Melansir berita Kompas.com, Jumat (9/3/2018), indeks kualitas udara menurut situs Aqicn.org berdasarkan dua stasiun yang dipasang di dekat Tugu Tani (Jakarta Pusat) dan Jalan Hang Jebat (Jakarta Selatan) per 20 Februari 2018 menunjukkan status “Unhealthy” pada jam-jam sibuk sekitar pukul 18.00.

Saat itu, kadar partikel PM2.5 berlevel 151-200 mikrogram per meter kubik. Padahal, kategori “Good” berada di level 0-50 mikrogram per meter kubik.

Ilustrasi
KOMPAS/PRIYOMBODO Ilustrasi

Predikat tidak sehat yang disandang oleh udara Jakarta ini tentu menjadi persoalan serius bagi warganya. Masalah kesehatan pun menjadi isu utama yang harus diperhatikan.

Menurut data dari University of Washington’s Institute for Health Metrics and Evaluation, polusi udara bertanggung jawab atas 6,1 juta kematian dan hampir 12 persen dari kematian global pada 2016. Sebanyak 4,1 juta kematian dari total tersebut disebabkan oleh polusi udara luar.

Hunian hijau

Orang yang tinggal di perkotaan mau tak mau pasti akan bersentuhan dengan tingkat polusi yang tinggi itu. Terlebih bagi Anda yang setiap harinya harus berkutat dengan kemacetan, tentu udara yang bersih dan segar menjadi idaman.

“Yang paling dirindukan kebanyakan orang setelah seharian beraktivitas di luar adalah pulang ke rumah. Namun sayang, masih sedikit sekali area hijau yang ada di permukiman-permukiman di Jakarta,” ujar Ferdy (26), seorang warga Meruya, Jakarta, kepada Kompas.com, Selasa (13/3/2017).

Sebuah artikel pada situs Redfin.com, Jumat (7/10/2016), dengan judul A Healthy Home is a Happy Home: How to Optimize Your Home for Healthy, Stress-free Living menjelaskan bahwa hidup yang sehat bisa dimulai dari lingkungan tempat tinggal Anda.

Lingkungan yang sehat biasanya diawali dari baiknya sirkulasi udara yang terjadi di area tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan area penyangga hijau di sekitar rumah Anda.

Area penyangga hijau, atau biasa disebut dengan taman, dipercaya dapat menghalau polusi udara yang berterbangan. Selain itu, taman juga berfungsi untuk meredam bising suara kendaraan bermotor dan menjadikan udara yang masuk ke dalam rumah menjadi lebih segar.

Selain untuk tempat bermain, taman dekat rumah juga berfungsi untuk mengurangi polusi udara yang berterbangan.SHUTTERSTOCK Selain untuk tempat bermain, taman dekat rumah juga berfungsi untuk mengurangi polusi udara yang berterbangan.

Untuk membuat taman sebagai area penyangga hijau yang baik, tentu ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Salah satunya adalah jenis pemilihan tanaman.

Tumbuhan yang memiliki daun dan ranting yang rimbun dipercaya dapat menyaring debu dan polusi udara dengan lebih baik. Washingtonia robusta (pohon palem), Ravenala Madagascariensis (pisang kipas), atau pohon tabebuya, misalnya, bisa dijadikan pilihan.

Selain itu, taman yang baik adalah taman yang memperhatikan lima unsur kehidupan, seperti air, tanah, kayu, logam, dan api.

Dalam konsep fengsui, kelima unsur ini merupakan bagian penting yang harus ada dalam sebuah bangunan. Komposisi yang seimbang tentu akan membuat sirkulasi kehidupan berjalan dengan baik.

Konsep inilah yang selalu digunakan oleh perumahan Puri Botanical dalam membangun sebuah permukiman hijau. Tak hanya bangunan yang berstandar ramah lingkungan, mereka juga fokus dalam menciptakan lingkungan yang “hijau” dan bebas polusi.

Salah satu langkahnya adalah dengan membangun taman botani seluas 6 hektar sebagai area penyangga hijau di tengah-tengah hunian. Ini membuat Puri Botanical menjadi perumahan botanical estate pertama yang memperhatikan ekologi dan konservasi alam di kota Jakarta.

Untuk mewujudkan “oasis” ini, mereka sudah bekerja sama dengan Kebun Raya Bogor Institute untuk menciptakan 10 taman botani bertema yang memiliki konsep lima elemen fengsui.

Taman-taman tersebut adalah English Garden, Romantic Garden, Concert Lawn dan Jardin de Paris (elemen air), Forest Walk dan Forest Plaza (elemen kayu), Japanese Garden dan Chinese Garden (elemen logam), Sculpture Garden (elemen api), serta Earthbound Garden (elemen tanah).

Kini, warga Jakarta yang ingin menikmati udara segar nan bersih tak perlu jauh-jauh pergi ke Bogor. Sebab, asa untuk bisa menghirup udara bersih layaknya di Kebun Raya Bogor bisa tetap dirasakan oleh warga Jakarta. Tak ada lagi rasa waswas terhadap polusi udara yang mengganggu pikiran Anda tatkala tiba di rumah selepas beraktivitas di luar.


Terkini Lainnya

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau