JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis hotel di Bali dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik. Jika jumlah wisatawan meningkat, dampaknya ke bisnis hotel menjadi luar biasa.
"Bukan saja tingkat huniannya yang tinggi, tetapi juga room rate-nya. Terbukti, okupansi hotel kami bisa mencapai 80 persen," ujar Ratdi Gunawan, Marketing Consultant Devins Sky Hotel Seminyak, dalam perayaan ulang tahun hotel bintang empat Devins Sky Hotel, Kamis (22/3/2018).
Ratdi menambahkan, Bali masih merupakan surga pariwisata dunia yang target pasarnya sangat besar, baik itu wisatawan mancanegara maupun domestik. Selain keindahan pantai dan alam, kebudayaan pulau ini juga diminati wisatawan.
Terkait kawasan, lanjut dia, Seminyak sendiri dianggap sebagai salah satu kawasan premium di Bali. Selain kafe dan restoran, tingkat hunian hotelnya tinggi karena sejak pagi sampai malam kawasan ini dipenuhi wisatawan, terutama dari mancanegara.
Kalau kawasan Kuta lebih terkesan casual dan santai, Seminyak memunculkan kesan modern dan formal. Wisata di Seminyak juga dipenuhi pantai pasir putih, seperti halnya tempat wisata Legian. Hanya saja, pantai di sekitar kawasan wisata Seminyak lebih sepi dan tenang.
Maka, tak heran jika Seminyak lebih disukai wisatawan yang mencari tempat menginap lebih privasi, tempat belanja yang menawarkan barang dagangan unik dan kelas atas, tempat perawatan SPA mewah atau restoran berstandar bintang lima.
"Ini (Seminyak) sudah menjadi kawasan wisata elite bagi wisatawan asing maupun domestik. Jangan heran kalau wisatawan mancanegara bahkan jadi langganan di sini, terutama dari Eropa dan Australia atau AS," kata Ratdi.
Pada Januari lalu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Yuniartha Putra mengatakan total wisatawan yang berkunjung ke Bali sepanjang 2017 lalu sebanyak 5,8 juta. Menurutnya, angka itu naik antara 15 – 16 persen dibandingkan tahun 2016 dan didominasi oleh wisatawan mancanegara (wisman) asal China.
Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, lima negara dengan tingkat kunjungan wisman paling tinggi adalah Cina sebanyak 23 persen, Australia 20 persen, India 5,58 persen. Kemudian, disusul Ingris dan Jepang masing-masing 4,11 dan 3, 82 persen.
Yuniartha mengatakan terjadi perlambatan pertumbuhan kunjungan di akhir tahun 2017 akibat erupsi Gunung Agung. Apalagi sejumlah negara menerbitkan travel warning.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.