MAGELANG, KOMPAS.com - Lippo Group melalui Siloam Hospitals dan Nahdlatul Ulama (NU) melalui Yayasan Syubbanul Wathon, mendirikan Rumah Sakit Umum (RSU) Syubbanul Wathon, di lingkungan Pesantren API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pembangunan rumah sakit ini telah mencapai tahan tutup atap yang dilakukan langsung oleh pendiri Lippo Group Mochtar Riady, Chairman Lippo Group James Tjahaja Riady dan Caroline Riady. Lalu Ketua Yayasan Syubbanul Wathon KH Yusuf Chudlory, Sekjen PBNU Hilmy Faishal Zaini, hingga Mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh.
Pendiri Lippo Group Mochtar Riady menuturkan RSU Syubbanul Wathon merupakan langkah nyata dari kemitraan Lippo dan NU yang bertujuan untuk membangun beberapa rumah sakit di daerah, khususnya daerah dengan ekonomi berbasis rakyat.
"Di sini adalah pusat pendidikan, tujuan kami tidak lain ingin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di bidang kesehatan. Kesehatan itu pentng untuk kejayaan bangsa," kata Mochtar, Selasa (20/3/2018).
Dalam kemitraan ini, Lippo memfasilitasi dan menyediakan kebutuhan keuangan, pengelolaan, sistem operasional dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam membangun rumah sakit umum tipe C.
"Semua komplit alat kedokteran yang modern. Untuk tenaga medis mungkin bisa dibantu juga sama pemerintah daerah," jelas Mochtar.
Rumah sakit yang mulai dibangun sejak Desember 2017 ini berkapasitas lebih dari 150 tempat tidur, dan mampu melayani daerah seluas 30 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 6.000 orang.
Rumah sakit ini dibangun di Jalan Magelang-Kopeng, Desa Purwodadi, Kecamatan Tegalrejo, di atas lahan 4.800 meter persegi, dan bangunan 6.000 meter persegi, terdiri dari 3 lantai.
Mochtar mengklaim rumah sakit yang dibangun Lippo mengutamakan keselamatan pasien yang berpatokan pada standar akrediktasi rumah sakit Joint Commissiont International (JCI) Amerika Serikat, kenyamanan pasien perpatokan pada Singapore Air Line, dan harga terjangkau ala waralaba Mc Donald.
"Pelayanan rumah sakit kami setara bintang lima dengan tarif BPJS. Kami rumah sakit swasta pertama yang menerima pasien BPJS. Semoga memberi manfaat untuk masyarakat semua," ujar Mochtar.
Ketua Yayasan Syubbanul Wathon, KH Yusuf Chudlory atau akrab disapa Gus Yusuf, menjelaskan pembangunan rumah sakit ini merupakan harapan panjang keluarga pesantren API Tegalrejo yang memiliki lebih dari 13.000 santri itu.
Gayung bersambut, keinginan ini terwujud berkat kemitraan dengan Lippo dan NU. Bahkan, rumah sakit ini tidak hanya memberikan layanan kesehatan bagi santri tapi juga seluruh masyarakat sekitarnya.
"Harapan kami tentu supaya RS ini betul-betul membawa manfaat, tidak hanya bagi santri tapi juga masyarakat sekitarnya. Insya Allah, RSU Syubbanul Wathon akan beroperasi melayani masyarakat pada Juli 2018," tutur Gus Yusuf.
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan kemitraan ini sebagai bentuk pengabdian organisasi NU kepada masyarakat di bidang kesehatan. Selain di Magelang, NU juga mendirikan rumah sakit di Jombang, Surabaya, Tuban, Cirebon dan Malang.
"Kerja sama ini sangat membahagiakan, karena masyarakat akan terlayani fasilitas kesehatannya. RSU ini punya peralatan kesehatan modern, jadi masyarakat Tegalrejo dan sekitarnta tidak usah jauh-jauh pergi ke Yogyakarta atau ke Semarang untuk berobat," papar Helmy.
Helmy menyebut, selain peralatan modern, RSU Syubbanul Wathon juga akan dilengkapi dengan 30 dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga medis lain yang melayani lebih dari 300.000 pasien per tahun di dalam masa 7 tahun ke depan.