Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Kaca Dalam Negeri Belum Terpenuhi

Kompas.com - 14/03/2018, 12:54 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan kaca baik dari sektor properti maupun otomotif belum terpenuhi oleh industri dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan, permintaan untuk kaca sekitar 750.000 ton per tahun.

Dari total kebutuhan tersebut, 75 persen di antaranya dari sektor properti sedangkan sisanya sebagian besar dari sektor otomotif.

"Kapasitas yang ada lebih dari 1 juta ton. Terlihat lebih tapi padahal kurang karena harus ekspor 40 persen supaya tercapai skala ekonomisnya," ujar Yustinus saat jumpa pers pameran Glasstec di Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Ia mengatakan, faktor utama penyebab produksi kaca di dalam negeri masih kurang adalah harga gas bumi yang tinggi, bahkan jauh di atas Malaysia dan negara-negara di ASEAN.

Harga gas bumi yang tinggi membuat investor dari China lebih memilih membangun pabrik kaca di Malaysia meski menargetkan pasar Tanah Air.

Padahal, potensi pasar industri kaca di Indonesia juga tinggi mengingat permintaan produksi mobil di Indonesia masih terus bertumbuh.

"Indonesia sebenarnya sudah bisa buat kaca untuk mobil termasuk kaca belakang dengan antena dan kaca depan yang sudah diekspor ke Eropa. Tapi, dukungan pemerintah kurang terhadap regulasi dan biaya," tutur Yustinus.

Dari segi regulasi, imbuh dia, tantangan pelaku industri kaca adalah karena masih ada beberapa aturan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang belum diwajibkan, terutama untuk keamanan dan pedoman teknisnya.

Hal ini membuat para arsitek harus bekerja keras bersama glass processor untuk menentukan misalnya kaca apa yang cocok di beberapa bagian dalam bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com