Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Keindahan "Fly Over" Simpang Jam pada Malam Hari

Kompas.com - 04/03/2018, 10:14 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Ukiran khas melayu melekat pada dinding pilar jalan layang atau fly over Laluan Madani di Simpang Jam, Kota Batam, Kepualauan Riau. Keindahan itu semakin terpancar mana kala permainan lampu warna-warni menyorot dinding tersebut.

Kompas.com berkesempatan menyambangi lokasi jalan layang tersebut, Jumat (2/3/2018) malam. Ukiran yang ada menggambarkan ragam filosofi khas melayu yang kental.

Flyover Simpang JamKementerian PUPR Flyover Simpang Jam
Seperti pucuk rebung dan bunga kacang pada parapet yang memiliki filosofi harapan baik dan kehidupan yang terus tumbuh.

Pucuk rebung merupakan pohon yang tidak mudah tumbang oleh tiupan angin. Sementara bunga kacang yang dilambangkan dengan biji bisa hidup dan tumbuh di mana saja.

Adapun pada sisi kiri dan kanan terdapat ornamen lebah bergayut yang mengingatkan bahwa Bumi Melayu Riau dahulu sangat kaya akan pepohonan besar yang sebagian dijadikan sebagai tempat menggantungkan rumah lebah.

Ornamen pucuk rebung di Flyover Simpang Jam.Kementerian PUPR Ornamen pucuk rebung di Flyover Simpang Jam.
Ada juga putik berkembang, kelopak mata dan julow bakau. Putik berkembang melambangkan cahaya layaknya kunang-kunang, sementara kelopak mata melambangkan bintang di angkasa.

Sementara itu pada tubuh utama dinding fly over, selain terdapat ornamen lebah bergayut juga ada ornamen tampok manggis yang melambangkan kejujuran, bunga tudung yang melambangkan perlindungan atau sebuah pengayoman, serta putik sekuntum yang berarti kesucian.

Taman bak bunga payung pada Flyover Simpang JamKementerian PUPR Taman bak bunga payung pada Flyover Simpang Jam
Tak hanya dipercantik dengan ukiran, di bawah jalan layang itu juga terdapat taman yang ditata layaknya bak bunga payung sekaki dan patung besi yang mementuk layaknya daun sirih. Di antara setiap dinding flyover juga terdapat ornamen pucuk rebung yang terbuat dari kayu.

"Kami melibatkan LAM (Lembaga Adat Melayu) dalam mendesain jalan layang ini," kata Kepala Balai Pelaksnaan Jalan IV Ditjen Bina Marga Junaidi.

Flyover Simpang JamKementerian PUPR Flyover Simpang Jam
Secara keseluruhan, jalan layang seanjang 460 meter dengan tiga jalur di masing-masing arahnya itu menghabiskan anggaran Rp 180 miliar dalam pembuatannya.

Adapun anggaran untuk beutifikasi pada dinding flyover menghabiskan dana sekitar Rp 4 miliar.

Kehadiran jalan layang ini, diakui Junaidi, cukup membantu kelancaran arus lalu lintas masyarakat. Pada jam-jam sibuk, tak kurang dari 272 ribu kendaraan melintasi Simpang Jam dari Bandara Hang Nadim menuju pusat Kota Batam.

Flyover Simpang JamKementerian PUPR Flyover Simpang Jam
Kementerian PUPR pun berencana membangun jalan layang lain di Batam. Salah satunya yaitu di Simpang Kabil yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Simpang Jam.

"Direncanakan akan dibangun tahun depan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com