Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Turun, Keramika 2018 Hanya Diikuti Enam Produsen Lokal

Kompas.com - 28/02/2018, 19:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang pameran Keramika kembali dihelat tahun ini. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) menggandeng Reed Panorama Exhibitions (RPE) untuk menggelar pameran ini di Jakarta Convention Center (JCC) pada 15-18 Maret mendatang.

Ketua Umum ASAKI Elisa Sinaga mengaku, kondisi industri keramik Tanah Air saat ini tengah terpukul. Tak heran, bila dari 46 pelaku usaha nasional yang ada, hanya sedikit yang mengikuti ajang ini.

Baca juga : Digempur China, Industri Keramik Nasional Terpukul

"Tahun ini hanya enam yang ikut, bahkan dari sanitari tidak ada yang ikut serta. Tapi tidak apa-apalah," kata Elisa saat memberikan keterangan di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Terpukulnya industri ini tidak terlepas dari melemahnya sektor properti Tanah Air dalam tiga tahun terakhir, serta gempuran keramik impor asal China.

Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi negara penghasil keramik terbesar di dunia. Namun, kini Indonesia harus puas berada di posisi ketujuh dengan produksi tahunan mencapai 380 juta meter persegi.

"Posisi pertama dipegang China dengan kapasitas produksi 7-8 miliar meter persegi. Sementara produksi dalam negeri mereka hanya separuh dari situ," sebut Elisa.

Elisa berharap, pameran Keramika 2018 dapat menjadi ajang pertemuan bagi para pelaku industri keramik dalam negeri dan luar negeri untuk berbagi informasi, pengalaman dan teknologi.

Ia pun meyakini industri ini masih bisa tetap bertahan, meski sebagian para pemainnya sudah mulai beralih menjadi importir keramik asal China.

Pasalnya, meski permintaan keramik lokal turun, namun permintaan itu tetap ada. Terlebih dengan adanya program sejuta rumah yang digagas pemerintah.

"Kita tahu bahwa produk keramik itu, menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Empat sektor keramik yang ada di dalam lingkungan itu semua dibutuhkan masyarakat, yaitu tiles, tableware, roof/clay, dan sanitaryware," tuntas Elisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com