Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Hunian untuk Orang Asing Tumbuh

Kompas.com - 06/02/2018, 21:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar sewa untuk sektor perumahan ekspatriat mulai pulih pada semester kedua 2017.

Konsultan real estat Colliers International melihat permintaan perumahan yang lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Kebanyakan, permintaan tersebut datang dari klien perusahaan yang telah berulang kali menandatangani kontrak perpanjangan satu tahun.

"Perusahaan besar saat ini hanya akan mengambil kontrak maksimal satu tahun dan sangat sedikit dari mereka yang membayar sewa selama dua tahun di muka," tulis Colliers dalam risetnya yang dikutip Kompas.com, Selasa (6/2/2018).

Sepanjang 2017, Colliers melihat sejumlah besar ekspatriat China datang ke Jakarta karena mereka berperan dalam banyak proyek infrastruktur dan pengembangan properti.

Sebagai contoh, proyek ini meliputi komersial dan residensial, yakni apartemen dan rumah susun di wilayah Jabodetabek.

Proyek kereta cepat yang didanai oleh perusahaan China, berpotensi menarik sejumlah ekspatriat dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Meski demikian, dampak terhadap okupansi hunian dan apartemen sewa, baik yang servis dan tidak di Jakarta akan berkurang terutama karena banyak proyek-proyek tersebut berada di luar Jakarta.

Selain itu, tidak seperti ekspatriat Jepang dan Barat, ekspat China dihadapkan pada anggaran akomodasi perusahaan yang sangat rendah untuk mengakses hunian.

Kebanyakan ekspat dari China juga memilih untuk tinggal di lokasi dekat proyek mereka.

"Kalau dulu, mereka bisa memboyong keluarganya ke Indonesia. Sekarang, dengan keterbatasan anggaran dari perusahaan, mereka harus pergi sendiri dan mencari hunian lebih kecil," jelas riset tersebut.

Sejumlah lokasi yang paling populer dihuni ekspatriat antara lain Senopati, Pakubuwono, pusat bisnis atau CBD, Jakarta Selatan selain Senopati dan Pakubowono, serta Jakarta Utara.

Di Senopati, kisaran harga sewa apartemen per unit Rp 30 juta-Rp 70 juta dengan rata-rata sekitar Rp 40 juta.

Sementara di Pakubuwono, harga sewa maksimumnya sedikit lebih tinggi dibandingkan CBD yaitu di atas Rp 90 juta.

Meski demikian, harga sewa terendah di Pakubuwono berada di kisaran Rp 30 juta sedangkan CBD kurang dari itu.

Di Jakarta Selatan sendiri, harga sewa apartemen mencapai lebih dari Rp 120 juta dengan harga minimium Rp 30 juta per bulan. Meski demikian, harga rata-ratanya berada di kisaran Rp 40 juta per bulan.

Di samping apartemen, unit perumahan untuk ekspatriat sewanya berada di kisaran Rp 20 juta sampai Rp 140 juta baik rumah tapak tunggal atau gabungan.

Berdasarkan komposisi, sebanyak 43 persen harga sewa unit yang berlokasi di Jakarta Selatan, kisarannya Rp 41 juta sampai Rp 60 juta per bulan.

Selanjutnya, sebanyak 31 persen harga unit berkisar Rp 61 juta-Rp 80 juta. Kemudian, kisaran harga sewa Rp 81 juta-Rp 150 juta dan Rp 15 juta-Rp 40 juta masing-masing sebanyak 13 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com