Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan di Balik KPR Anda Ditolak

Kompas.com - 04/02/2018, 17:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memang terus mendorong masyarakat untuk memiliki rumah. Berbagai stimulus pun diberikan, terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang ingin membeli rumah pertama.

Hal itu antara lain dengan kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Namun, tak jarang pula ada MBR yang ditolak ketika mengajukan permohonan KPR FLPP.

Menurut Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono, ada beberapa alasan pengajuan KPR FLPP ditolak.

"Pertama, pasti dia karena (proses) BI checking," kata Maryono saat kegiatan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (3/2/2018).

Di dalam syarat pengajuan KPR FLPP, rumah yang dimohonkan harus rumah pertama. Selain itu, gaji pokok tidak boleh lebih dari Rp 4 juta untuk rumah tapak atau Rp 7 juta untuk rumah susun atau apartemen.

Meski kedua syarat itu telah dipenuhi, Maryono menyebut, bukan berarti persetujuan langsung disetujui.

"Mungkin, menunggak kartu kredit atau ada tunggakan di bank lainnya. Ini yang menyebabkan gagal, bukan berarti kami mempersulit," kata dia.

Maryono memastikan, jumlah permohonan masyarakat yang ditolak BTN hanya sebagian kecil dari total KPR FLPP yang telah disalurkan BTN tahun lalu.

"Tahun lalu saja, KPR yang sudah ikuti FLPP itu sudah 256.000. Sisanya itu masih dalam progres konstruksi. Itu menunjukkan kalau ada gugur, itu pasti ada, tapi persentasenya enggak sampai 5 persen," tuntas Maryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com