Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedakan Antara Pelemahan Daya Beli dan Perubahan Pola Belanja

Kompas.com - 17/01/2018, 19:30 WIB
Dani Prabowo

Penulis

 JAKARTA, Kompas.com - Tahun politik acapkali dikaitkan dengan kemampuan daya beli masyarakat di sektor properti.

Pada tahun 2018 ini, sektor properti diprediksi akan stabil, sepanjang kondisi politik di wilayah yang melangsungkan pilkada serentak dapat terkendali.

Namun, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adriyanto menggarisbawahi, adanya perbedaan isu pelemahan daya beli dan perubahan pola belanja.

"Ada perbedaan antara isu daya beli dengan isu perubahan komposisi pola belanja masyarakat," kata Adriyanto saat diskusi bertajuk Property Outlook 2018 di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Adriyanto meyakini pelemahan daya beli masyarakat terhadap sektor properti tidak akan terjadi pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi pada 2017 menjadi salah satu indikasinya.

Dalam realisasinya, pertumbuhan ekonomi yang dicapai hanya 5,05 persen dari target 5,2 persen. Meski masih di bawah target, namun ia menilai, hal itu masih cukup baik.

"Untuk 2018, kita targetkan tumbuh di 5,4 persen," cetus Adriyanto.

Selain itu, laju pertumbuhan inflasi juga berhasil ditekan. Di dalam APBNP 2017 ditargetkan pertumbuhan inflasi mencapai 4,3 persen. Namun kenyataannya, inflasi dapat ditahan di angka 3,6 persen.

"Demikian pula nilai tukar rupiah terhadap dollar yaitu Rp 13.384 dari target Rp 13.400," tambah Adriyanto.

Sementara perubahan komposisi pola belanja masyarakat, merupakan bagian dari kecenderungan memperbesar tabungan.

Data Bank Indonesia, sebut dia, menunjukkan porsi konsumsi masyarakat untuk semua level pendapata hanya berkisar di angka 40 persen.

"Sementara untuk proporsi saving meningkat. Ada banyak argumen di sini," cetus Adriyanto.

Salah satunya, masyarakat dari kalangan menengah ke atas yang memiliki investasi di sektor sumber daya alam. Ketika harga produk sumber daya alam turun, mereka cenderung melakukan rekonsiliasi.

"Tapi ketika kita melihat sekarang harga minyak sudah mulai naik, batu bara naik, itu ada harapan 2018 itu mulai membaik. Itu harapan kita belanja masyarakat akan tumbuh tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya," tutur dia.

Lebih jauh, Country General Manager Rumah 123 Ignatius Untung mengatakan, perubahan pola belanja juga dapat dilihat dari kalangan generasi milenial.

Kalangan ini, cenderung tidak terlalu menjadikan sektor properti sebagai prioritas utama dalam membelanjakan uang mereka.

Sebaliknya, hal-hal berbau leisure seperti jalan-jalan, liburan, hingga hangout bersama teman-teman mereka justru menjadi prioritas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com