TIANJIN, KompasProperti - Sebagai salah satu kota terbesar di China, Tianjin memiliki potensi wisata karena bangunan bersejarahnya. Salah satu bangunan bersejarah tersebut berada di Kecamatan Heping Qu.
Didesain oleh arsitek Italia, Paul Bonetti Geda Lou atau Knotty Building dibangun pada 1937. Konstruksi rumah untuk satu keluarga ini dikembangkan Tientsin Land Company Limited. Pemain opera Peking senior, Ma Lianliang sebelumnya tinggal di tempat tersebut.
Batu bata yang licin, rumit dan menonjol di dinding berfungsi sebagai hiasan. Bangunan ini tampak mencolok dibandingkan bangunan lain dengan konstruksi modern di sekitarnya karena beberapa alasan.
Bagian yang menarik perhatian adalah banyaknya guci-guci dan piringan yang ditempelkan di dinding. Kemungkinan, jumlahnya mencapai ratusan.
Sebagai ornamen yang mempercantik tampilan rumah, guci dan piringan ini terdiri dari berbagai bentuk, ukuran dan warna.
Meski demikian, warna yang paling mendominasi adalah biru dan hijau. Kemudian, guci-guci dan piringan ini juga memiliki pola dan ukiran yang berbeda-beda. Berbagai potongan keramik juga memenuhi fasad gedung tersebut.
Adapun bangunan ini pada zamannya ideal untuk masyarakat kelas menengah. Memiliki struktur kayu-bata, bangunan tiga lantai tersebut mengadopsi model perumahan single family.
Maksudnya, dalam satu lahan terdapat beberapa bangunan terpisah yang diperuntukkan bagi masing-masing anggota keluarga. Berdiri di sudut jalan, bangunan ini didesain sangat sempurna menyesuaikan lahan yang ada.
Beberapa teknik dekoratifnya membuat bangunan sederhana dan elegan, dengan detail yang romantis dan harmonis. Hal tersebut membuat gedung ini masuk ke dalam "Historical and Stylistic Arhitecture of Tianjin".
Saat ini, bangunan tersebut dikelola Pemerintah Kota Tianjin dengan level proteksi "Important".
Dengan proteksi tersebut, bangunan ini tertutup bagi pengunjung meski di bagian atas salah satu pintu masuk utama, terdapat tulisan "Obaor Museum".
Meski kemungkinan besar gedung ini pernah berfungsi sebagai museum, tidak ada keterangan atau penjelasan mengapa gedung tersebut ditutup.
Pada salah satu papan di depan pintu yang dijaga petugas, terdapat sebuah tulisan dengan Bahasa Mandarin yang mengarahkan pengunjung untuk berwisata ke tempat lain bernama Ceram House.
Di sisi lain, banyak pengunjung yang melihat-lihat di sekitar bangunan tersebut. Banyak dari mereka juga berfoto sendiri maupun bersama-sama di depan bangunan, meski tidak bisa masuk ke dalam.