Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Lima Pemenang "Onduline Green Roof Award 2017"

Kompas.com - 23/11/2017, 11:45 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Produsen atap Onduline dan Onduvilla, PT Onduline Indonesia, mengadakan kompetisi Onduline Green Roof Award (OGRA) 2017 sebagai apresiasi untuk kemajuan arsitek.

Sayembara ini ditujukan untuk perorangan profesional di bidang arsitek, interior desainer, pengembang, konsultan perencana dan kontraktor pelaksana yang telah berprofesi minimal satu tahun.

Bekerja sama dengan Green Building Council Indonesia (GBCI), sayembara ini mensyaratkan para peserta untuk merancang desain bangunan atau arsitektur.

Lomba ini dibuka tanggal 1 April-30 Oktober 2017 dan mengangkat tema "Desain Atap Pondok Wisata Tepi Pantai" dengan tagline "Atap Pilihan Arsitek".

Pemilihan tema tersebut bertujuan untuk mendukung bangunan di sekitar pesisir pantai di 8 tempat destinasi wisata yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, yaitu Kepulauan Seribu, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Wakatobi, Mandalika, Labuan bajo, Morotai, dan Bunaken.

Dari 8 tempat wisata itu, peserta dibebakan memilih lokasi mana yang akan menjadi acuan pondok wisata yang dirancangnya.

Country Director PT Onduline Indonesia Tatok Prijobodo mengatakan, tujuan kompetisi ini untuk mencari ide-ide kreatif, inovatif dan suistainable terkait rancang bangun atap hunian.

"Salah memilih material atap bisa fatal karena dampaknya kemana-mana, salah satunya bocor saat hujan, panas saat kemarau dan lainnya," ujar Tatok melalui keterangan tertulis yang diterima KompasProperti, Rabu (22/11/2017).

Rancangan bangunan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain memiliki energi alternatif yang berasal dari energi terbarukan seperti sel surya atau mini-hydro (alternative energy) dan desain atap yang nyaman dan sehat bagi penghuni rumah (healthy homes).

Selain itu, rancangan bangunan juga harus memperhatikan pemilihan material atap yang mampu mengurangi efek panas di dalam ruangan.

Sementara itu, selaku juri tetap OGRA Naning Adiwoso menuturkan, Indonesia yang memiliki iklim tropis harus diketahui dan dipahami oleh semua pengembang, desainer atau arsitek dalam mendesain sebuah hunian.

"Di kompetisi ini, desain atap yang menarik dan unik adalah desain dengan bangunan yang menyatu dengan alam, tidak mudah bocor dan mudah konstruksinya," jelas Naning.

Adapun fokus penilaian terletak pada fungsional seperti atap tidak bocor, ventilasi maksimal dan memperhatikan sense of place dari kearifan lokal suatu budaya daerah yang dipilih.

Tidak hanya itu. penilian juga melihat kesesuaian ekologi dan desain arsitektur dengan kondisi hunian tepi pantai.

Tercatat sebanyak 120 karya yang masuk. Jumlah ini meningkat dibanding sayembara OGRA I yang menampung 80 karya dan OGRA 2 sebanyak 100 karya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com