Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Awal Runtuhnya Kedigdayaan Ritel Amerika Serikat?

Kompas.com - 09/11/2017, 12:30 WIB
Haris Prahara

Penulis

Sumber Bloomberg

Kala itu, semua bangunan “disulap” jadi toko dan memincut perhatian pemberi modal ventura. Alhasil, toko-toko ritel bertaburan di negara berpenduduk sedikitnya 300 juta orang itu. 

"Quo vadis"

Saat ini, kedigdayaan ritel Amerika Serikat tengah redup. Pada kuartal ketiga ini, setidaknya 6.752 gerai direncakan akan gulung tikar. Itu pun belum termasuk jumlah toko kelontong maupun restoran yang mungkin juga tutup, mengacu data International Council of Shopping Centres.

Jumlah gerai yang bangkrut itu dua kali lipat lebih banyak dari 2016 lalu. Angkanya kini hampir menyamai level tertinggi 6.900 toko tutup pada 2008.

Sejauh ini, peritel pakaian paling merana dengan capaian 2.500 toko tutup. Toko serba ada (department store) setali tiga uang. Macy's, Sears, J.C. Penney Co terus merampingkan gerainya. Secara keseluruhan, sekitar 550 department store ditutup atau setara luas 43 juta kaki persegi.

Baca juga: Tragis, 63 Gerai Peritel Legendaris AS Ini Gulung Tikar

Negara-negara bagian seperti Ohio, West Virginia, Michigan, dan Illinois termasuk yang paling terpukul dengan penurunan lapangan kerja ritel selama beberapa dekade terakhir, dan sekarang kesengsaraan itu cenderung menyebar.

Banyak negara bagian, contohnya Nevada, Florida, dan Arkansas, telah sedemikian mengandalkan ritel untuk pertumbuhan pekerjaan, sehingga mereka dapat merasakan pukulan telak akibat keruntuhan ritel ini.

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Sebuah harapan baru untuk mitigasi guncangan ritel di Amerika Serikat adalah menambahkan posisi baru untuk pusat distribusi untuk peritel daring.

Pada akhirnya, apakah ritel Amerika Serikat dapat bangkit dari keterpurukan atau justru kian terperosok pada era lebih kelam? Patut dinanti bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com