JAKARTA, KompasProperti - Volume air di situ, danau, embung dan waduk (SDEW) di sejumlah wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun kian menyusut. Bahkan, di beberapa lokasi, SDEW hilang.
Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), awalnya jumlah situ di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Banten mencapai 188 situ. Kini jumlahnya hanya tersisa 165 situ atau hilang 23 situ.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, ada beberapa faktor penyebab situ hilang, baik faktor alam maupun ulah manusia.
"Tapi, dipercepat dengan kelakuan manusia. (Misalnya) bisa penggundulan daerah tangkap hujan (catchment) sehingga terjadi sedimentasi," kata Basuki di kantornya, Selasa (10/10/2017).
Penyebab lainnya, adanya aktivitas mencuci dengan menggunakan deterjen di pinggir situ. Bubuk deterjen yang digunakan berpotensi menjadi pupuk fosfat.
"Apalagi pupuknya orang pertanian masuk ke danau, jadi eceng gondok," kata dia.
Menurut Basuki, dalam menangani persoalan hilangnya SDEW, perlu ada langkah koordinasi yang dipimpin satu kementerian/lembaga. Dalam hal ini, kementerian yang paling tepat untuk menjadi koordinatornya yaitu Kementerian ATR.
Basuki mengatakan, kementerian yang dipimpin Sofyan Djalil itu tengah melaksanakan program sertifikasi tanah hingga lima juta hektar selama masa periode pemerintahan saat ini.
Dengan adanya sertifikasi lahan SDEW, maka langkah pemulihan dapat dilakukan.
"Hanya dengan sertifikat kita bisa mengamankan aset negara ini. Setelah ada sertifikan kan baru ada batasnya, nah itu baru kita bisa amankan. Karena yang awasi 24 jam ya sertifikat itu. Hukum, kalau yang lainnya bisa dimain-mainkan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.