BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Meikarta

Di Jantung Cikarang, KRL Pun Berlabuh

Kompas.com - 09/09/2017, 09:51 WIB
Josephus Primus

Penulis

KompasProperti - Bukan perkara biasa tatkala Pemerintah Hindia Belanda pada 1887 sudah memandang pantai utara (pantura) Jawa bagian barat sebagai lokasi strategis.

Sejak memperkenankan investasi asing masuk lantaran kebijakan politik liberal, kawasan pantura itu menjadi lini strategis lalu lintas manusia dan logistik. 

Awalnya, setelah Batavia, pantura Jawa bagian barat dianggap sebagai perpanjangan penanaman modal asing tersebut. Titik utamanya adalah Lemah Abang, kini menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Bekasi.

Ada tiga simpangan utama di Lemah Abang, tulis laman semboyan35.com. Ketiganya adalah pertemuan arus lalu lintas jalan negara dan provinsi dari Batavia, pantura, dan pantai selatan Jawa.

Pelintasan itu menyertakan pula kawasan Cibarusah (kini menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Bekasi), Bogor, dan Cianjur.

Posisi inilah yang membuat Pemerintah Hindia Belanda melalui Beos, atau sohor dikenal kala itu sebagai Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur, membangun rel kereta api mulai dari Manggarai ke Kedunggedeh. Stasiun Lemah Abang menjadi salah satu bukti sejarahnya.

Salah satu wilayah yang ikut terkena proyek pembangunan itu adalah Stasiun Cikarang. Saat ini, Cikarang kian meningkat kelasnya sebagai titik paling timur dari arah Jakarta untuk perjalanan kereta rel listrik (KRL).

Berada di ketinggian 19 meter di permukaan laut (+19), Stasiun Cikarang menjai stasiun utama penumpang di Kabupaten Bekasi. Stasiun ini berada di timur Sungai Cikarang dan terletak di belakang pasar tradisional Cikarang. 

KRL

Jika tak ada aral melintang, pada September tahun ini, PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) merealisasikan jalur terkini KRL relasi Jakarta Kota-Cikarang pergi pulang. Uji coba KRL untuk relasi ini sudah berlangsung pada 28 Juli 2017, tulis laman Kompas.com.

Untuk tujuan mulia ini, pemerintah membenahi stasiun lama sepanjang jalur itu, antara lain Stasiun Tambun, Cibitung, dan Cikarang. Pemerintah melalui PT KCJ juga membangun stasiun kereta api terbaru, yaitu Stasiun Kereta Api Bekasi Timur.

Pada stasiun-stasiun itu, disiapkan prasarana dua lantai untuk pembelian tiket. Khusus Stasiun Cikarang, ada desain megah yang diwujudkan selain prasarana dua lantai itu, yakni lift.

Uji coba jalur lalu lintas KRL Bekasi-Cikarang, Jumat (28/7/2017).KOMPAS.COM/Anggita Muslimah Uji coba jalur lalu lintas KRL Bekasi-Cikarang, Jumat (28/7/2017).

Kelak, rute kereta Jakarta Kota-Cikarang membutuhkan waktu tempuh 1 jam 15 menit. Kedua stasiun tersebut terhubung rel sepanjang 43,9 kilometer dengan 21 stasiun antara.

"Jarak tempuh bakal lebih cepat jika proyek rel ganda selesai," kata Kepala Hubungan Masyarakat KCJ Eva Chairunnisa.

Harga tiket Jakarta Kota-Cikarang, menurut Eva, sesuai dengan aturan sebesar Rp 5.000. Itu merupakan tarif subsidi dari tarif normal Rp 11.000. KCJ sejauh ini masih belum menentukan jadwal operasi kereta harian.

"Untuk sementara, diperkirakan bakal ada lima trip pergi pulang," kata dia.

KRL relasi Jakarta Kota-Cikarang akan mengurangi perjalanan dua kereta api lokal yang selama ini telah beroperasi, yakni KA Walahar Ekspres dan KA Jatiluhur.

KA Jatiluhur melayani relasi Tanjung Priok-Cikampek pergi pulang. Sementara itu, KA Walahar menjadi perpanjangan rute dari Cikampek-Purwakarta pergi pulang. Kedua kereta tersebut nantinya hanya sampai Stasiun Cikarang, selanjutnya penumpang beralih menggunakan KRL.

Patut dibayangkan, berlabuhnya KRL di Stasiun Cikarang membuat Kota Cikarang kian penting bagi kehidupan masyarakat. Hal ini yang menjadi salah satu unggulan pembangunan kota baru Meikarta oleh Lippo Group.

Megaproyek untuk Jakarta baru senilai Rp 278 triliun itu adalah harapan baru bagi Cikarang dan bahkan sekitarnya. 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com