BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Meikarta

Fakta Bicara, Milenial Ternyata Lebih Senang Hidup di Apartemen!

Kompas.com - 05/09/2017, 18:55 WIB
Erwin Hutapea

Penulis

KompasProperti - Kecenderungan generasi milenial atau mereka yang saat ini berumur 18 hingga 34 tahun untuk memilih tempat tinggal memunculkan fakta menarik.

Suatu riset yang pernah dilakukan oleh National Family Housing Council (NHMC) di Amerika Serikat pada 2015 menunjukkan bahwa kecenderungan orang berusia di bawah 30 tahun untuk memilih tinggal di apartemen yang baru dibangun yaitu 30 persen.

Sama halnya dengan orang berumur 30 sampai 44 tahun, hasilnya juga 30 persen. Kemudian diikuti kelompok umur 45 sampai 64 tahun yaitu sebesar 21 persen, serta usia di atas 65 tahun sebanyak 19 persen.

Bagaimana dengan Indonesia? Memang bukan data terbaru, tetapi pernah ada riset yang dilakukan Rumah123.com dan Karir.com mengenai kecenderungan generasi milenial untuk memilih hunian.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang lahir antara tahun 1981 sampai 1994 memilih untuk membeli rumah atau properti sejenis apartemen dengan harga maksimal Rp 300 juta, seperti diberitakan KompasProperti, Senin (27/3/2017).

Hal itu berhubungan dengan pendapatan yang diterima oleh generasi dalam rentang usia tersebut. Riset yang sama memublikasikan bahwa pendapatan rata-rata mereka kurang lebih Rp 6 juta per bulan.

Sayangnya, untuk memiliki rumah atau properti lain seperti apartemen dengan harga setara, mereka diwajibkan memiliki pendapatan Rp 7,5 juta per bulan.

Saat ini sulit sekali mencari rumah atau apartemen seharga maksimal Rp 300 juta di tengah kota. Padahal, pemilihan tempat tinggal bagi generasi milenial biasanya diberatkan pada lokasi yang dekat dengan tempat kerja di tengah kota seperti Jakarta.

Karenanya, banyak generasi milenial yang kemudian memilih untuk menyewa apartemen. Faktor penyebabnya bermacam-macam.

Pertama, mereka cenderung tidak ingin menghabiskan banyak waktu di perjalanan, baik ketika berangkat maupun pulang kerja.

Selain itu, gaya hidup praktis juga cukup berpengaruh dengan pilihan mereka. Urusan pemeliharaan bangunan apartemen juga jadi pertimbangan.

Umumnya, soal perawatan dan segala kebutuhan sehari-hari di apartemen sudah diurus oleh pengelola gedung, misalnya urusan air, listrik, pembuangan sampah, dan keamanan.

Try it. Delighted positive handsome man holding a tablet and showing it to his colleague while standing with her in the officeZinkevych Try it. Delighted positive handsome man holding a tablet and showing it to his colleague while standing with her in the office

Penghuni tinggal membayar sesuai tarif yang ditentukan oleh pengelola apartemen tersebut. Artinya, selama orang itu mampu membayar iuran yang ditentukan, maka dia tidak perlu pusing memikirkan semua urusan itu.

Faktor berikutnya yakni mengikuti tren. Bisa tinggal di apartemen atau cukup dengan menyewa membuat pilihan mereka pada rumah menjadi berkurang.

Kecenderungan itu meningkat, terutama di kota-kota yang sedang menggalakkan hunian vertikal. Apartemen menjadi solusi tempat tinggal di kota-kota besar dengan pertimbangan lokasi dan semakin berkurangnya lahan.

Lengkapnya, berikut ini beberapa alasan utama mereka yang memilih hunian apartemen:

Rumah bukan jadi prioritas

Dari berbagai riset yang dilakukan, sebagian besar generasi milenial mengungkapkan bahwa mereka lebih puas memiliki properti dengan nilai jual yang signifikan setiap tahunnya. Investasi pada tahun-tahun berikutnya sungguh menjadi pemikiran mereka.

Menurut mereka, memiliki rumah bukan menjadi suatu kebutuhan. Beda halnya dengan memiliki apartemen yang nilai jualnya terus menanjak.

Sejumlah pengembang perumahan di Indonesia mulai melirik ke lahan kosong yang lokasinya jauh dari pusat kota. Di sisi lain, apartemen terletak di lokasi strategis sehingga membantu mobilitas para penghuninya. Itulah yang menjadi pemikiran penting generasi milenial Indonesia.

Penghematan

Generasi milenial sudah tidak perlu mempertimbangkan lagi tentang kendaraan pribadi untuk mobilitas mereka. Sebab, jika tempat yang mereka datangi sehari-hari cukup dekat dari tempat tinggalnya, maka transportasi umum akan menjadi prioritas untuk mengirit ongkos.

Sejumlah apartemen, terutama yang berada di lokasi strategis (prime area), menyodorkan kemudahan akses kepada para penghuninya. Hal itu yang membuat lokasi apartemen terkait erat dengan kepentingan seseorang.

Selain karena nilai investasi, pertimbangan lokasi apartemen juga perlu dipikirkan yang berada dekat dengan kantor atau kampus.

Memilih di pusat kota

Kecenderungan memilih lokasi perumahan yang bergeser ke daerah pinggiran kota tidak bisa begitu saja diikuti oleh generasi milenial.

Ilustrasi apartemenThinkstock Ilustrasi apartemen

Mereka tetap ingin tinggal di tengah kota, di mana mereka bisa beraktivitas sehari-hari, termasuk bergaul dengan teman-temannya, tanpa ada kendala jarak yang begitu jauh.

Demi menjawab keperluan itu, sejumlah wilayah diubah dan dibangun menjadi kawasan modern yang aman dan nyaman bagi para penghuninya.

Penggemar teknologi

Generasi milenial adalah generasi penggemar teknologi. Hidup mereka sehari-hari begitu dekat dengan kepraktisan yang mengandalkan gawai dan koneksi internet.

Rumah yang lokasinya jauh dari sinyal internet akan berakibat mereka ketinggalan informasi. Itulah mengapa mereka akan memilih tinggal di apartemen yang berlokasi di tengah kota dengan dukungan infrastruktur berteknologi terkini.

Setelah mempertimbangkan beberapa hal di atas, sekarang saatnya Anda memilih apartemen sebagai pilihan investasi sesuai dana masing-masing.

Bagi Anda yang mencari apartemen di sekitar Jabodetabek, baik untuk ditempati maupun investasi, salah satu lokasi yang pantas dilirik yaitu di Cikarang.

Saat ini, salah satu rencana besar bagi Anda yang ingin mempunyai apartemen di Cikarang adalah Meikarta. Sebagai kawasan kota baru yang akan tumbuh, Meikarta bisa jadi alternatif investasi properti untuk generasi milenial.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau