Jakarta, KompasProperti - Sampai Agustus 2017 kemarin, agen properti Century 21 Indonesia mencatat transaksi penjualan terbanyak berasal dari secondary market atau pasar seken, yakni 60 persen. Untuk primary market sebesar 40 persen.
"Berdasarkan wilayah, penjualan terbanyak masih disumbangkan oleh wilayah Jabodetabek," ujar Associates Executive Director Century 21 Indonesia Daniel Handojo, Senin (4/9/2017).
Daniel mengatakan, capaian tersebut tak lepas dari strategi Century 21 Indonesia yang dalam 3 tahun terakhir berorientasi memperkuat komunitas agen properti atau property brokerage community. Strategi itu membuahkan hasil dengan meningkatnya pertumbuhan transaksi, yang tahun ini diprediksi naik hingga 20 persen dibandingkan pada 2016.
"Sekarang kantor-kantor baru juga tumbuh signifikan. Ada 100 kantor anggota tersebar di 27 kota besar dan didukung sekitar 8.000 tenaga marketing," ujar Daniel.
Country Director Century 21 Indonesia Hendry Tamzel memperkuat pendapat Daniel. Menurut dia, industri property brokerage makin beranjak dewasa. Tidak seperti zaman dahulu, broker properti dapat berjalan meski dengan bersolo karir.
"Broker tradisional bekerja tidak mementingkan kolaborasi atau networking dan manajemen yang profesional sehingga tidak sedikit yang gulung tikar sebelum berkembang," kata Hendry.
Beruntungnya, dibandingkan dengan industri lain, khususnya jasa, sektor agen properti lebih imun terhadap segala kondisi perekonomian. Bahkan, lanjut dia, ketika hampir semua bisnis dan industri "tiarap" di masa sulit krisis ekonomi 1998, bisnis jasa ini malah mengalami era "keemasan".
"Sekarang ini cara-cara tradisional sudah tidak lagi ampuh menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Setiap orang yang masuk ke industri ini sudah mengerti, bahwa semua aspek dalam bisnis ini dijalankan dengan sistem manajemen yang akan membuat industri ini property brokerage menjadi berkesinambungan," ujarnya.
Hal itu dibuktikan dengan hadirnya sekitar 1.000 agen properti se-Jabodetabek dan beberapa kota besar di Indonesia pada Indonesia Property Agent Fest (IPAF) 2017 di Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta, Rabu (30/8/2017) lalu. Di sini para agen membangun jaringan profesionalisme untuk saling memberikan motivasi dalam menghadapi tantangan yang ada di dunia properti.
"Seorang pemasar properti yang tidak memilik atau tergabung dalam sebuah brand property brokerage akan sulit berkolaborasi terutama untuk memberikan layanannya dengan cepat, padahal pasar sudah menuntut itu sebagai suatu keharusan," ucap Hendry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.