Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Jauh, Banyak Rumah Subsidi Tak Dihuni Pembeli

Kompas.com - 29/08/2017, 12:10 WIB
Dani Prabowo

Penulis

CIKARANG, KompasProperti - Survei pemanfaatan rumah bantuan program Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menemukan, 30 persen rumah yang sudah akad kredit tidak dihuni karena tidak layak.

Namun, anggapan bahwa rumah yang telah terbangun tidak layak huni, ditampik pengembang.

Menurut Managing Director PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) Asmat Amin, lokasilah yang menjadi alasan masyarakat yang telah akad kredit tidak menghuni rumah subsidi.

Baca juga: Ungkap Kronologi Kasus Nastar Berjamur, Pemilik Clairmont: Kami Dapat Penawaran

"Pemerintah juga harus tanggap tentang ini, jangan dia general, oh ini rumah tidak ditempati. Salah. Seharusnya dilihat kendalanya satu persatu ini kenapa bisa enggak ditempati," kata Asmat di Villa Kencana Cikarang, Jawa Barat, Senin (28/8/2017).

Asmat mengatakan, tak jarang rumah subsidi yang dibangun pengembang, lokasinya jauh dari pusat kota tempat masyarakat bekerja. Sementara, ada kebutuhan masyarakat untuk memiliki rumah.

Kebutuhan itu tidak sejalan dengan kemampuan daya beli masyarakat. Di sisi lain, pemerintah juga tidak mampu menyediakan hunian yang cukup di lokasi terjangkau dengan tempat kerja mereka.

Baca juga: Kronologi Satpam RS di Bekasi Dianiaya Keluarga Pasien hingga Kejang

"Sehingga, mereka beli di Depok, Bogor, atau di Bekasi, Karawang yang tidak feasible untuk ditempati," kata dia.

Asmat menuturkan, hunian menjadi salah kebutuhan utama masyarakat. Namun, lantaran tingginya harga, tak jarang masyarakat yang memanfaatkan program bantuan dari pemerintah asalkan bisa memiliki hunian.

"Karena apa? Karena nanti begitu mereka selesai kerja, mau tinggal dimana? Iya kan? Mumpung mereka disubsidi pemerintah, sehingga mereka ambil. sehingga nanti begitu mereka pensiun kerja, mereka ada rumah," pungkas Asmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau