Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Lahan 50 Hektar, RNI Bakal Gaet BUMN Lain

Kompas.com - 24/08/2017, 10:54 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Dalam pengembangan kantor baru, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI menggandeng PT Waskita Karya Realty yang merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Pembangunan kantor bernama Waskita Rajawali Tower ini sekaligus juga menjadi pemanfaatan lahan milik RNI.

Selain lahan seluas 7.052 meter persegi tersebut, RNI pun berencana untuk menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain dalam pengembangan lahan yang dimiliki.

"Tanah yang sudah clean and clear sekitar 50-an hektare. Ini menunggu mitra untuk dikembangkan," ujar Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen Aset RNI Djoko Retnadi usai pencanangan perdana Waskita Rajawali Tower, di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Ia mengatakan, selain Waskita Rajawali Tower, RNI juga akan mengembangkan lahan yang dipakai untuk Stasiun LRT (kereta ringan) Pancoran seluas 5,4 hektar.

Dengan konsep transit oriented development (TOD), pengembangan kawasan terpadu ini diprediksi bakal dikerjakan oleh 4-5 BUMN.

Menurut Djoko, pembagiannya masih dibahas di level kementerian. Nantinya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pengelola LRT, memiliki kewenangan untuk menunjuk BUMN.

"Dalam 2 tahun ini, target kami menyelesaikan perizinan, karena luar biasa mengurus izin," kata Djoko.

Selanjutnya, imbuh dia, lahan RNI yang akan dikerjasamakan dengan BUMN adalah di Cirebon.

Djoko menuturkan, saat ini RNI tengah membuka lelang kepada BUMN untuk pengembangan lahan di Cirebon seluas 2 hektare.

"Di sana nanti akan dikembangkan untuk residensial dan komersial. Targetnya kalau bisa 2 tahun ini sudah jadi," jelas Djoko.

Minim risiko

Meski pernah memiliki anak usaha yang bergerak di bidang properti, Djoko mengaku RNI lebih memilih untuk menggaet BUMN. Pasalnya, anak usaha ini sudah 19 tahun tidak bergerak.

"Kita sudah terlalu lama tidak berbisnis di bidang properti. Ahli kita tidak ada, tinggal beberapa orang saja, yang dulu staf sekarang sudah jadi manajer," sebut Djoko.

Ia mengaku, RNI ingin belajar terlebih dahulu kepada pelaku properti yang lebih ahli seperti misalnya Waskita.

Melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan Waskita, RNI dapat melakukan kaderisasi dan melibatkan staf junior untuk memperdalam ilmu pengembangan properti.

Harapannya, dengan bekerja sama menggaet BUMN-BUMN, RNI daat memiliki kompetensi yang cukup untuk membuka bisnis properti kembali.

Alasan berikutnya mengapa menggandeng BUMN adalah karena RNI masih memiliki prioritas pada sektor bisnis lain seperti perkebunan, agribisnis, farmasi, dan alat kesehatan.

"Makanya (untuk mengembangkan) properti, kita gandeng partner saja. Buat apa kita bangun sendiri kalau hasilnya tidak maksimal. Dengan gandeng BUMN, risikonya akan terkontrol," pungkas Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com